Studi: Yoghurt Dapat Membantu Kurangi Risiko Kanker Usus Besar Tertentu

R24/tya
Gambar representatif /pexels
Gambar representatif /pexels

RIAU24.COM - Sebuah studi jangka panjang baru-baru ini di AS menunjukkan bahwa mengonsumsi yoghurt dua kali seminggu dapat menawarkan perlindungan terhadap jenis kanker kolorektal tertentu.

Sementara penelitian sebelumnya telah mengisyaratkan manfaat yoghurt untuk kesehatan pencernaan, temuannya tidak konsisten.

Studi baru ini menjelaskan bagaimana konsumsi yoghurt dapat memengaruhi risiko kanker.

Temuan utama

Studi yang diterbitkan dalam Gut Microbes, menganalisis data dari lebih dari 87.000 wanita dan hampir 45.000 pria, yang berlangsung selama lebih dari tiga dekade.

Meskipun tidak ada hubungan signifikan yang ditemukan antara konsumsi yoghurt dan insiden kanker kolorektal secara keseluruhan, para peneliti mengamati efek penting ketika menganalisis subtipe kanker tertentu.

Individu yang mengonsumsi setidaknya dua porsi yoghurt per minggu ditemukan 20 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan tumor positif Bifidobacterium, terutama di usus besar proksimal, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi yoghurt kurang dari sekali sebulan.

Peran Bifidobacterium dalam pertumbuhan tumor

Bifidobacterium adalah mikroba usus umum yang ditemukan di usus manusia dan yoghurt.

Pada sekitar 30 persen kasus kanker kolorektal, bakteri ini hadir di jaringan tumor, terutama dalam bentuk penyakit yang agresif.

Tampaknya tumbuh subur di lingkungan tumor dengan oksigen rendah, berpotensi bocor melewati penghalang usus ke jaringan usus besar.

Anehnya, mengonsumsi lebih banyak Bifidobacterium melalui yoghurt dapat membantu mencegah proses ini.

Studi awal menunjukkan bahwa bakteri mungkin memiliki efek antioksidan, anti-inflamasi, dan meningkatkan kekebalan tubuh, yang dapat mendukung kesehatan usus dan memperkuat penghalang usus.

Diperlukan penelitian lebih lanjut

Sementara temuan ini menjanjikan, para peneliti menekankan bahwa hasilnya bersifat observasional dan memerlukan studi lebih lanjut.

Ahli epidemiologi Andrew Chan dari Rumah Sakit Umum Massachusetts mencatat bahwa penelitian ini menambah bukti yang menghubungkan diet, kesehatan mikrobioma usus, dan risiko kanker.

Penulis studi menyarankan bahwa penelitian di masa depan harus mengeksplorasi efek jangka panjang dari konsumsi yoghurt pada pencegahan kanker kolorektal dan mekanisme biologis yang mendasarinya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak