Rusia Meluncurkan 267 Drone di Ukraina, Rekor Untuk Satu Serangan

R24/tya
Foto selebaran yang diambil oleh Layanan Darurat Negara Ukraina dan dirilis pada 23 Februari 2025 ini, menunjukkan petugas pemadam kebakaran bekerja untuk memadamkan api di lokasi setelah serangan drone besar-besaran, di Kyiv, di tengah invasi Rusia ke Ukraina /AFP
Foto selebaran yang diambil oleh Layanan Darurat Negara Ukraina dan dirilis pada 23 Februari 2025 ini, menunjukkan petugas pemadam kebakaran bekerja untuk memadamkan api di lokasi setelah serangan drone besar-besaran, di Kyiv, di tengah invasi Rusia ke Ukraina /AFP

RIAU24.COM Angkatan Darat Ukraina mengklaim pada hari Minggu (23 Februari) bahwa Rusia meluncurkan rekor 267 drone di Ukraina semalam.

Serangan itu terjadi menjelang peringatan ketiga serangan Rusia di Ukraina, yang menyebabkan konflik bersenjata paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia II.

Juru bicara Angkatan Udara Yuriy Ignat mengatakan dalam sebuah posting di Facebook bahwa 267 drone yang terlihat di langit Ukraina antara Sabtu dan Minggu adalah rekor untuk satu serangan sejak invasi dimulai hampir tiga tahun lalu.

Dia menambahkan bahwa di antara mereka, 138 dicegat oleh pertahanan udara sementara 119 hilang tanpa menyebabkan kerusakan. Ignat tidak mengatakan apa yang terjadi pada 10 sisanya.

Dalam pernyataan terpisah, angkatan bersenjata di Telegram mengatakan beberapa wilayah, termasuk Kyiv, telah terkena.

Sementara itu, pihak berwenang regional mengatakan pada hari Minggu bahwa serangan rudal Rusia Sabtu malam menyebabkan satu orang tewas dan lima lainnya terluka di kota pusat Kryvyi Rig.

Putin: Rusia akan terus meningkatkan kemampuan tempur

Serangan terbaru terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa tentaranya di Ukraina membela kepentingan nasional dan bersumpah tekad tidak berubah untuk memperkuat angkatan bersenjata negara itu.

Dalam sebuah video yang dirilis oleh Kremlin pada Hari Pembela Tanah Air Rusia, Putin mengatakan, "Hari ini, dengan mempertaruhkan nyawa mereka dan dengan keberanian, mereka dengan tegas membela tanah air mereka, kepentingan nasional dan masa depan Rusia."

"Kami akan terus meningkatkan kemampuan tempur tentara dan angkatan laut, kesiapan tempur mereka sebagai komponen penting dari keamanan Rusia (dan) jaminan kedaulatannya saat ini dan masa depan," katanya.

Kremlin mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya tidak akan pernah menjual wilayah yang telah direbutnya di Ukraina timur sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada TV pemerintah, "Orang-orang memutuskan untuk bergabung dengan Rusia sejak lama."

Dia mengacu pada pemungutan suara yang dilakukan Moskow di Ukraina timur yang diadakan di tengah serangan itu. Barat menyebutnya palsu.

"Tidak ada yang akan menjual wilayah ini. Itu yang paling penting," katanya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak