RIAU24.COM - Pihak berwenang Thailand pada hari Sabtu (25 Januari) mengumumkan bahwa mereka telah membuat transportasi umum gratis selama seminggu.
Perintah itu disahkan untuk mengatasi masalah polusi udara yang berkembang di Bangkok.
Saat ini, karyawan disarankan untuk bekerja dari rumah dan sekolah telah ditutup.
Penawaran perjalanan gratis termasuk bus dan kereta listrik yang ditinggikan dan bawah tanah di kota.
Pihak berwenang berharap langkah itu akan mendorong lebih banyak orang untuk menggunakan transportasi umum, mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan dan dengan demikian memotong salah satu kontributor utama polusi.
Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra dalam sebuah posting Facebook mengatakan bahwa dia prihatin dengan situasi ini dan pemerintah berkomitmen untuk mengatasi masalah ini dengan solusi jangka pendek dan jangka panjang.
Di wilayah utara Thailand, polusi udara telah menjadi masalah konstan karena pembakaran limbah hutan dan pertanian. Namun, kini ibu kota Bangkok juga mengalami kualitas udara yang memburuk, terutama di musim dingin.
Kontributor utama polusi adalah emisi kendaraan, kegiatan industri, dan debu dari lokasi konstruksi.
Partikel debu di udara, yang tidak terlihat dengan mata telanjang, dapat mencapai paru-paru yang menyebabkan masalah kesehatan yang serius, seperti masalah pernapasan di samping komplikasi jangka panjang.
Layanan pemantauan kualitas udara yang berbasis di Swiss IQAir pada hari Sabtu menempatkan Bangkok sebagai kota paling tercemar ke-14 secara global.
Awal pekan ini, kota ini termasuk di antara 10 kota paling tercemar.
Inisiatif transportasi umum gratis hanyalah salah satu langkah yang digunakan pihak berwenang untuk mengelola situasi, karena mereka terus mencari cara untuk meningkatkan kualitas udara dan mengurangi dampak kesehatannya.
(***)