Pahlawan Israel dalam tokoh Marvel disebut sebagai Sabra. Dia digambarkan memiliki kekuatan manusia super dan merupakan agen manusia super pertama yang melayani Mossad, atau badan intelijen Israel. Sabra mempunyai kekuatan manusia super, stamina, kelincahan hingga faktor penyembuhan regeneratif.
Baca Juga: Korea Utara Bersiap Mengirim Lebih Banyak Pasukan Ke Perang Ukraina Meskipun Menderita Banyak Korban
Namun, pengumuman rencana penampilan superhero dalam film terbaru Marvel ini menuai kontroversi dan gelombang kritik. Para pendukung pro-Palestina mengecam langkah Marvel tersebut. Sementara warganet menyoroti tentang istilah Sabra yang mengacu pada pembantaian warga Palestina di Sabra dan Shatila pada 1982.
Dilansir Middle East Monitor, Selasa (13/9), pada 16 September 1982, setelah invasi Israel ke Lebanon, milisi sayap kanan Christian Phalange menyerbu kamp pengungsi Sabra dan Shatila di Beirut Barat. Mereka membantai hingga ribuan warga sipil yang sebagian besar merupakan warga Palestina.
Tentara Israel telah mengepung daerah itu dan menyediakan buldoser untuk menguburkan mayat orang-orang Palestina yang tewas.
Baca Juga: Serangan Udara Tewaskan 3 Orang Di Dekat Kyiv, Ukraina Targetkan Situs Di 12 Wilayah Rusia
Direktur berita Palestina di Mondoweiss mengatakan, tokoh superhero Israel bernama Sabra telah menyinggung semua orang Palestina yang terbunuh dalam pembantaian 1982.
"Karakter itu bertugas di Mossad dan telah membunuh, memenjarakan, dan menghancurkan kehidupan terlalu banyak orang Palestina. Premis pahlawannya juga bertumpu pada pertempuran teroris Arab yang beroperasi di Israel," ujarnya mengutip Republika pada Selasa (13/9/2022).
Menurut cerita Marvel, pahlawan super Israel dibesarkan di Kibbutz yang dijalankan oleh pemerintah Israel. Marvel menggambarkan Sabra sebagai pahlawan wanita negara Israel.
(***)