Inilah Alasan Kamu Tak Merasa Geli Saat Gelitik Diri Sendiri, Sama Halnya dengan Tikus

R24/ame
ilustrasi
ilustrasi

RIAU24.COM - Ahli saraf dari Humboldt-University di Berlin menemukan bahwa tikus bereaksi sangat mirip dengan manusia ketika mereka digelitik.
Baca Juga: Zuckerberg Menyalip Bezos: 10 Orang Terkaya di Dunia pada Tahun 2025
Saat menggaruk diri sendiri, peneliti menemukan tikus berperilaku berbeda dengan saat mereka digelitik. Bagian otak yang bertanggung jawab untuk vokalisasi atau tawa tidak akan aktif.

Sedangkan ketika peneliti menggelitik tikus, bagian otak mereka yang mengenali indera peraba yang disebut sistem somatosensori, aktif dan tikus mengeluarkan suara.

Baca Juga: Burung Hantu Menginspirasi Desain Pesawat Masa Depan Karena Meningkatnya Turbulensi
"Jika kita menggelitik diri kita sendiri, otak besar (pusat reaksi kognitif kita) menafsirkan rasa sentuhan diri sebagai tidak mengancam dan menganggapnya tidak penting," jelas psikolog Michael Titze dari HumorCare di Jerman.

Jadi karena jari-jari kita snediri tidak cukup mengancam dan agar gelitik menjadi efektif, kita membutuhkan "Nervenkitzel", atau sensasi ketakutan yang diberikan oleh serangan gelitik dari orang lain.

Tikus-tikus dalam penelitian menunjukkan perilaku tegang ketika mereka digelitik. Anak-anak yang digelitik berperilaku serupa.

Seringkali, reaksi mereka terhadap serangan gelitik bertentangan, karena sementara tawa mereka menunjukkan geli, pada saat yang sama mereka tidak tahan dengan sensasi dan mencoba untuk melepaskan diri dari gelitik.

"Secara psikologis, menggelitik mengarah pada gangguan dari impuls yang berlawanan dari kedekatan dan pelarian. Secara neurologis, kita merasakan nafsu dan rasa sakit secara bersamaan yang mengarah pada ketegangan yang dilepaskan dengan tawa yang tak terkendali," kata Titze.

 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak