RIAU24.COM - Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa kita minum susu dari sapi bukannya susu kambing, rusa, bison, paus, atau mamalia penghasil susu lainnya?
Baca Juga: Zuckerberg Menyalip Bezos: 10 Orang Terkaya di Dunia pada Tahun 2025
“Sapi itu jinak,” kata Deborah Valenze , profesor sejarah di Barnard College dan penulis buku “Milk: A Local and Global History” dilansir dari The Washington Post.
Baca Juga: Burung Hantu Menginspirasi Desain Pesawat Masa Depan Karena Meningkatnya Turbulensi
Ini berarti, sapi biasanya tidak menolak saat kita memerah susunya.
“Jika Anda pernah berada di sekitar kambing, Anda tahu bahwa mereka sangat gelisah,” kata Valenze. “Mereka tidak terlalu suka ditangani.”
Hal yang sama berlaku untuk rusa kutub, yang diperah oleh penggembala di tempat-tempat seperti Skandinavia dan Mongolia.
“Rusa kutub harus dipegang dengan tali, dan terkadang dibutuhkan dua hingga tiga orang untuk menahan rusa saat sedang diperah,” kata Valenze.
Kuantitas adalah masalah lainnya, dibandingkan dengan binatang mamalia lain, sapi menghasilkan lebih banyak sapi. Jadi, meskipun susu rusa dan susu kambilng bisa diperah dan dijual, lebih mudah untuk mencari nafkah dengan susu yang dihasilkan sapi.
Terakhir, masalah selera. “Susu kambing dan domba memiliki bau yang tajam,” kata Valenze.