RIAU24.COM -Taliban tmeledakkan patung seorang pemimpin milisi Syiah yang berperang melawan mereka dalam perang saudara Afghanistan pada 1990-an, Rabu (18/8).
Patung itu menggambarkan Abdul Ali Mazari, seorang pemimpin milisi yang dibunuh oleh Taliban pada tahun 1996 ketika para militan merebut kekuasaan dari panglima perang saingannya.
Baca Juga: Pemerintah Akui Gagal Kelola Konsumsi Sumber Daya, Iran di Ambang Krisis Air
Mazari adalah pendukung minoritas etnis Hazara Afghanistan, Syiah yang dianiaya di bawah pemerintahan sebelumnya Taliban Sunni.
Patung itu berdiri di provinsi Bamiyan tengah, di mana Taliban dengan terkenal meledakkan dua patung Buddha besar berusia 1.500 tahun yang diukir di sebuah gunung pada tahun 2001, tak lama sebelum invasi pimpinan AS yang mengusir mereka dari kekuasaan.
Taliban mengklaim para Buddha melanggar larangan Islam tentang penyembahan berhala.
Baca Juga: Iran Mendeportasi Ratusan Ribu Orang Afghanistan, Ini Alasannya
Pemerintah Inggris akan menyambut hingga 5.000 pengungsi Afghanistan tahun ini, dan total 20.000 warga Afghanistan akan ditawarkan cara untuk menetap di Inggris di tahun-tahun mendatang.
"Kami berhutang budi kepada semua orang yang telah bekerja dengan kami untuk membuat Afghanistan menjadi tempat yang lebih baik selama 20 tahun terakhir," kata Perdana Menteri Boris Johnson Selasa malam (17/8).
Taliban Ledakkan Patung Pemimpin Milisi Syiah, Abdul Ali Mazari

ds
Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.
Sabtu, 02 Agustus 2025
Bukti Prabowo Anut Paham Politik Akomodatif
Sabtu, 02 Agustus 2025
Polres Siak Gelar Patroli Gabungan, Fokus Antisipasi C3, Laka Lantas, dan Karhutla
Sabtu, 02 Agustus 2025
Wujudkan Kamseltibcarlantas, Polsek Tualang Gencarkan Patroli Blue Light di Titik Rawan
Sabtu, 02 Agustus 2025
Pemerintah Akui Gagal Kelola Konsumsi Sumber Daya, Iran di Ambang Krisis Air
Sabtu, 02 Agustus 2025
Gempa Berkekuatan 4,3 Magnitudo Landa Bolaang Mongondow Selatan Sulut
Sabtu, 02 Agustus 2025