Swedia Akui Kelompok Pemuja Setan Sebagai Agama, Ini Alasannya

R24/riki
Simbol pemuja setan di dunia (foto/int)
Simbol pemuja setan di dunia (foto/int)

RIAU24.COM -  Minggu 4 Agustus 2019, Kelompok pemuja setan mulai diakui sebagai agama oleh Swedia secara hukum. Meski pun keberadaan komunitas pemuja setan ini menuai pro dan kontra disejumlah negara.

Dilaporkan hukum Swedia menempatkan Komunitas Pemuja Setan telah memenuhi semua syarat untuk dianggap sebagai sebuah agama. Dilansir dari Okezone, pandangan itu sudah disetujui Badan Layanan Hukum, Keuangan dan Administrasi di negara Skandinavia itu.

Baca Juga: Makin Memanas! Pakistan Serang Balik India Lewat Operasi Bunyan Marsoos

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, jika suatu komunitas kepercayaan bisa diakui sebagai agama. Antara lain seperti doa atau meditasi, dan memiliki nama yang "tidak bertentangan dengan kebiasaan baik atau ketertiban umum" di Swedia.

Komunitas Pemuja Setan di Swedia dipimpin oleh pasangan suami istri, Erik dan Jenny Hedin dari Stockholm. Keduanya merupakan sarjana dalam sejarah gagasan dan linguistik dan tidak memiliki latar belakang dalam gerakan keagamaan lainnya.

Baca Juga: India Perintahkan X untuk Blokir 8.000 Akun di Tengah Ketegangan dengan Pakistan

Erik dan Jenny klaim sudah ada pengikut sekitar 100 orang. Gerakan mereka terinspirasi oleh Kelompok Kuil Satanis (The Satanic Temple), yang merupakan sebuah kelompok aktivis dari Massachusetts, Amerika Serikat (AS).

Walau memiliki nama yang menunjukkan kegiatan penyembahan setan dan banyak cincin ritual malam hari dan pengorbanan hewan, komunitas Setan sebenarnya mengusung pendekatan ilmiah, negara sekuler dan keadilan sosial. Di halaman Facebooknya, komunitas pemuja setan Swedia mengungkapkan banyak poin pembicaraan yang umumnya terkait dengan perlindungan lingkungan dan kritik terhadap bidan yang menolak untuk melakukan aborsi, debat sayap kiri atau liberal, dan seperti masalah LGBT.

Mengenai Setan, yang dipakai nama komunitas itu hanya dilihat sebagai "tokoh sastra", menurut masyarakat. Setan dipuji sebagai panutan dan "pemberontak abadi" yang selamanya mendapatkan keuntungan.

Kelompok itu melakukan ritual seperti "doa Lucifer dan Lilith". Titik fokus dari kelompok itu adalah menempatkan komunitas mereka sebagai pusat dari semuanya.

“Manusia sempurna apa adanya, kita tidak perlu mendengarkan orang lain tetapi bisa percaya pada diri sendiri. Ini juga tentang mempertanyakan norma dan otoritas yang sewenang-wenang,” jelas pencetus agama Pemuja Setan di Swedia, Jenny Hedin kepada media lokal, Dagen yang dikutip Sputnik.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak