RIAU24.COM - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan sederet kelompok yang rentan terhadap infeksi 'super flu' dari varian subclade K, sebuah cabang mutasi virus Influenza A (H3N2). Sebelumnya, di Amerika Serikat tengah dihebohkan dengan merebaknya penyakit ini karena menyebabkan 71 ribu warga New York terinfeksi dalam sepekan.
Anggota Unit Kerja Koordinasi Respirologi IDAI Dr dr Nastiti Kaswandani, SpA, SubspRespi(K) menjelaskan infeksi 'super flu' memiliki gejala yang mirip dengan influenza A pada umumnya. Namun, memang pada kelompok rentan, tingkat keparahan infeksi dapat meningkat.
"Kelompok risiko tinggi kalau dari segi usia, kelompok risiko tinggi ada dua, yang pertama adalah balita, kemudian lansia, itu adalah kelompok risiko tinggi kalau terkena infeksi influenza, dia bisa menimbulkan keparahan yang lebih tinggi daripada kelompok pasien yang lain," ungkap dr Nastiti dalam konferensi pers IDAI secara daring, Senin (29/12/2025).
Kelompok rentan lainnya adalah orang dengan komorbid atau penyakit penyerta. Infeksi subclade K dapat memperparah kondisi kesehatan pasien yang sebelumnya sudah memiliki penyakit.
Beberapa penyakit yang dimaksud seperti penyakit jantung, penyakit jantung bawaan pada anak, pasien kanker, hingga pasien dengan HIV.
"Kemudian juga, pasien dengan obat-obat yang menekan imun tubuh, seperti pada HIV dan autoimun. Kemudian dengan penyakit golongan rematik dan lain-lain, dia kelompok risiko tinggi," tandas dr Nastiti.
Ketua IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso ikut mengingatkan para orang tua untuk lebih memperhatikan kesehatan anak.
Meski memiliki sebutan 'super flu', bukan berarti penyakit ini pasti berbahaya. Namun, infeksi super flu dapat berakibat berat pada kelompok-kelompok rentan.
"Subclade K ini memang agak sulit dikenali dan bisa menembus kekebalan yang sudah ada sebelumnya," kata dr Piprim.
"Pada anak-anak, kejadian influenza tipe A apabila mengenai anak dengan penyakit bawaan atau komorbid, dampaknya bisa jauh lebih serius dibandingkan anak tanpa komorbid," tutupnya. ***