RIAU24.COM - Akademisi Universitas Airlangga Surabaya Airlangga Pribadi Kusman menyebut dibutuhkan reformasi total kepengurusan PBNU.
Hal ini buntut krisis kepemimpinan di tubuh PBNU saat ini, dikutip dari rmol.id, Minggu, 7 Desember 2025.
"Untuk mengurai persoalan yang terjadi dibutuhkan langkah penting dan fundamental yaitu revormasi total," ujarnya.
"Mengapa perlu dilakukan reformasi total? Karena ada tarik-menarik antarkepentingan di antara faksi-faksi yang ada saat ini di internal tubuh PBNU sendiri mengalami apa yang disebut krisis legitimasi," tambahnya.
Ucapnya, konflik dalam konteks pengelolaan tambang di antara faksi yang ada seperti disampaikan Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla, sebetulnya adalah trigger utama dari konflik elite yang terjadi saat ini.
Kondisinya satu sama lain sedang tarik-menarik kepentingan terkait siapa yang bakal menjadi investor dalam pengelolaan konsesi tambang ini dari berbagai macam faksi di antara kekuatan bisnis.
Padahal, terlalu besar NU sebagai sebuah jamiyah dan jamaah untuk dikelola dan dipersengketakan dalam konflik di antara kubu-kubu kepentingan seperti yang terjadi saat ini.
"Apalagi, hingga saat ini dorongan kiai sepuh NU terkait adanya ilah juga masih belum mendapatkan titik jernih," ujarnya.