RIAU24.COM - Kelompok militan Palestina, Hamas, pada Sabtu (6 Desember) menyatakan siap menyerahkan senjatanya di Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina hanya jika tentara Israel mundur dari wilayah tersebut.
Hamas menambahkan bahwa persenjataannya terkait dengan keberadaan pendudukan dan agresi Israel dan akan menyerahkannya jika pendudukan berakhir.
Namun, kelompok tersebut menolak pengerahan pasukan internasional apa pun di Jalur Gaza yang akan mendorong Hamas untuk melucuti senjatanya.
"Senjata kami terkait dengan keberadaan pendudukan dan agresi," ujar kepala negosiator Hamas sekaligus pemimpin Hamas di Gaza, Khalil al-Hayya, dalam sebuah pernyataan.
Ia menambahkan, "Jika pendudukan berakhir, senjata-senjata ini akan berada di bawah kendali negara."
Biro Hayya merujuk pada negara Palestina yang berdaulat dan merdeka, lapor AFP.
"Kami menerima pengerahan pasukan PBB sebagai pasukan pemisah, yang bertugas memantau perbatasan dan memastikan kepatuhan terhadap gencatan senjata di Gaza," tambah Hayya, yang menyiratkan bahwa kelompok tersebut menolak pengerahan pasukan internasional di Gaza yang bertujuan untuk melucuti senjata Hamas.
Berdasarkan rencana 20 poin yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump, Hamas seharusnya melucuti senjata, dan anggota yang menonaktifkan senjata mereka diizinkan meninggalkan Gaza.
Kelompok militan Palestina tersebut telah berulang kali menolak usulan tersebut.
Rencana tersebut juga menyebutkan pembentukan badan pemerintahan transisi, Dewan Perdamaian, dan pengerahan pasukan stabilisasi internasional di Gaza.
Para mediator mendorong langkah selanjutnya
Sementara itu, Qatar dan Mesir menyerukan penarikan pasukan Israel dan pengerahan pasukan stabilisasi internasional sebagai langkah yang diperlukan untuk sepenuhnya melaksanakan perjanjian gencatan senjata yang rapuh.
"Kita sekarang berada di momen kritis... Gencatan senjata tidak dapat tercapai kecuali pasukan Israel ditarik sepenuhnya dan stabilitas di Gaza kembali tercipta," ujar Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, di Forum Doha, sebuah konferensi diplomatik tahunan.
Berbicara mengenai pengerahan pasukan internasional, Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan, “Kita perlu mengerahkan pasukan ini sesegera mungkin di lapangan karena salah satu pihak, yaitu Israel, setiap hari melanggar gencatan senjata.”
(***)