RIAU24.COM - Belasan rumah rusak atau hancur menyusul kebakaran hutan mematikan di wilayah timur dan tengah New South Wales, Australia, pada hari Sabtu (6 Desember) akibat gelombang panas yang menyengat.
Kebakaran ini memaksa Jalan Raya Pasifik M1 ditutup dari kedua arah karena lebih dari 75 kebakaran hutan masih terus terjadi.
Meskipun Dinas Pemadam Kebakaran Pedesaan negara bagian tersebut menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sebagian besar kobaran api telah terkendali, dengan 19 kobaran api masih belum dapat dipadamkan.
Stasiun televisi Australia, ABC, melaporkan bahwa hingga 16 rumah hancur. Warga di Koolewong, wilayah terdampak paling parah di Central Coast NSW, dan Milsons Gully di Upper Hunter, telah didesak untuk mengungsi.
Perdana Menteri NSW, Chris Minns, menggambarkan situasi ini sebagai tantangan yang sangat besar bagi petugas pemadam kebakaran, dan menyebut hari itu sangat menghancurkan bagi orang-orang yang kehilangan rumah mereka.
Enam rumah terbakar dalam kobaran api di utara Sydney, sementara beberapa rumah hancur di pesisir utara-tengah negara bagian tersebut.
Satu kebakaran hutan telah menghanguskan lebih dari 9.000 hektar (20.000 are) area di Taman Nasional Sungai Goulburn.
Minns menambahkan bahwa, “lebih dari 1.500 petugas pemadam kebakaran dengan 300 kendaraan dikerahkan dan pemerintah melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi nyawa.”
Ia menambahkan, "Ini adalah peringatan bagi semua orang untuk mengikuti saran dari RFS, dari Kepolisian NSW, dari pemadam kebakaran dan penyelamatan."
Komisioner RFS negara bagian, Trent Curtin, mengatakan bahwa mereka akan memantau kondisi cuaca.
"Kami juga khawatir tentang perubahan arah angin yang diperkirakan akan terjadi ... antara pukul 02.00 dan 05.00 besok," ujarnya.
"Hal itu akan menciptakan kondisi yang sangat menantang bagi petugas pemadam kebakaran, dan kami perlu memantau kondisi tersebut. Dan kami meminta warga di wilayah tersebut untuk memantau kondisi tersebut juga," ucapnya lagi.
Beberapa video kebakaran itu dibagikan dan beredar luas di media sosial.
Peramal Biro Meteorologi Dean Narramore mengatakan bahwa angin panas dan kering meningkatkan suhu di seluruh negara bagian, mendekati 40 derajat Celsius.
"Beberapa jam ini berbahaya," ujarnya.
"Sayangnya, panas ini juga disertai angin kencang dan panas, dan itulah yang sebenarnya memicu bahaya kebakaran ekstrem ini," tambahnya.
Kebakaran hutan sering terjadi di Australia selama bulan-bulan musim panas.
Api yang berkobar membakar daerah-daerah yang jarang penduduknya pada hari-hari yang panas dan berangin.
(***)