RIAU24.COM - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menyebut nama tuhan dan Presiden Prabowo Subianto usai dirinya dicap gagal menangani banjir dan tanah longsor di wilayah Sumatera.
"Saya yakin ya namanya kekuasaan itu milik Allah ya, dan itu hak prerogatif Presiden," ujarnya, dikutip dari rmol.id, Kamis, 4 Desember 2025.
Jika harus menghadap dan dievaluasi oleh Presiden Prabowo atas kerja-kerjanya di Kementerian Kehutanan (Kemenhut) satu tahun terakhir, dia mengaku siap.
"Jadi saya siap dievaluasi. Saya katakan tadi kritik netizen kepada saya, saya nggak pernah hapus ya. Itu bagian dari apa namanya, ya aspirasi, kemarahan, itu bahkan harapan ya, ekspektasi. Jadi monggo," sebutnya.
Hal ini karena dia hanya tahu bagaimana bekerja secara maksimal sebagai pembantu presiden di kabinet.
"Tanggung jawab saya hanya bekerja semaksimal mungkin yang saya bisa. Selanjutnya itu adalah hak prerogatif Pak Presiden," ujarnya.
Pada kesempatan berbeda, Anggota Komisi IV DPR Fraksi PKS, Rahmat Saleh mengkritisi paparan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni yang menampilkan data penurunan deforestasi dari tahun ke tahun dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR.
Menurutnya, penyampaian tersebut justru memberi kesan bahwa Kementerian Kehutanan masih menganggap deforestasi bukan faktor utama penyebab banjir.