RIAU24.COM - Pakar telematika Roy Suryo menyebut Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Ova Emilia telah berbohong terkait pernyataannya bahwa mantan Presiden Joko Widodo alias Jokowi menyelesaikan kuliahnya dalam waktu lima tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 2,5 lebih sedikit.
"Ini kebohongan lagi yang dibuka kemarin setelah tidak sengaja oleh Rektor UGM yang mengatakan IPK saudara Jokowi 2,5 lebih sedikit memang minimal. Tidak mungkin seorang anak pada zaman itu lulus lima tahun tapi dengan IP 2,5," kata Roy.
Menurut Roy, durasi kuliah lima tahun dengan IPK 2,5 sangatlah cepat, dikutip dari rmol.id, Rabu 3 Desember 2025.
Dia yakin, capaian itu hanya bisa diperoleh apabila seorang mahasiswa memiliki nilai IPK dengan angka minimal 3.
"Itu 5 tahun cepat sekali dan 5 tahun itu hanya bisa selesai kalau anak itu IP-nya 3 di atas," ujarnya.
"IP 2,5 maksimal ngambil 18 dalam 1 semester. Sekarang coba, dengan kurikulum gabungan, 122 plus 30 sekian, itu berarti 150 sekian. Dibagi 18, berapa tahun? Hampir 4,5 tahun. 4,5 tahun itu harus dikurangi KKN, yang dia 1 semester sendiri harus dikurangi skripsi," tambahnya.
Dia juga bicara tentang sejumlah dosen yang datang dari Fakultas Kehutanan UGM.
Tiga dosen pengajar itu juga memiliki tahun pendidikan yang lebih dari lima tahun.
Dengan fakta ini, Roy kembali meyakini bahwa seseorang tidak bisa lulus dalam waktu lima tahun selama memiliki indeks prestasi di bawah 2,5.