RIAU24.COM - Pihak berwenang Australia telah menahan empat pria dari Sydney setelah mengungkap apa yang mereka sebut sebagai jaringan pelecehan anak internasional dengan unsur-unsur ‘okultisme’ yang meresahkan.
Terobosan ini terjadi selama penyelidikan Kepolisian New South Wales terhadap forum daring terenkripsi yang digunakan untuk menyebarkan konten pelecehan anak yang vulgar dan menampilkan gambar-gambar ritualistik.
Penangkapan dilakukan Kamis lalu.
Keempat pria tersebut kini menghadapi dakwaan atas kepemilikan, distribusi, dan bantuan mereka dalam menjalankan platform yang digunakan untuk bertukar materi eksploitasi anak yang sangat kejam.
Menurut polisi, situs web yang terlibat dioperasikan dari beberapa negara.
Kepala Detektif Satuan Kejahatan Seksual, Jayne Doherty, memberikan keterangan kepada media pada hari Senin (1 Desember), menyebut kasus ini sebagai salah satu yang paling meresahkan yang pernah ditangani timnya.
Ia menekankan bahwa meskipun semua kejahatan terhadap anak-anak itu mengerikan, isi penyelidikan ini mengandung penyiksaan dan simbolisme terkait ritual yang mendorongnya ke ranah yang lebih gelap.
Penyidik mengatakan salah satu terdakwa, Landon Germanotta-Mills, 26 tahun, diduga memegang peran senior dalam operasi jaringan tersebut.
Ia telah didakwa dengan 14 pelanggaran, termasuk dakwaan tambahan berupa penyebaran dan kepemilikan materi bestialitas.
Pria-pria lain yang ditangkap telah diidentifikasi sebagai Stuart Woods Riches (39), Mark Andrew Sendecky (42), dan Benjamin Raymond Drysdale (46).
Polisi menyita ribuan video yang menunjukkan pelecehan terhadap anak-anak, mulai dari bayi baru lahir hingga anak berusia 12 tahun.
Doherty mengatakan bahwa sifat diskusi dalam kelompok tersebut langsung menimbulkan kekhawatiran tentang anak di bawah umur yang mungkin dapat diakses oleh para pria tersebut dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Pihak berwenang kini sedang bekerja segera untuk mengidentifikasi calon korban dan memastikan keselamatan mereka.
Pada tahap ini, para detektif tidak yakin keempat tersangka di Sydney merekam sendiri penyiksaan tersebut.
Penyidik belum menentukan asal rekaman tersebut, dan sejauh ini belum ada korban yang teridentifikasi.
Pihak berwenang Australia bekerja sama dengan mitra internasional untuk melacak sumber materi tersebut dan menemukan pelaku yang menciptakannya.
Keempat pria itu ditolak jaminannya dan akan kembali hadir di pengadilan pada akhir Januari.
(***)