RIAU24.COM - Pada hari Senin (1 Desember), Hong Kong melakukan 14 penangkapan terkait kebakaran terburuk dalam beberapa dekade yang merenggut setidaknya 151 nyawa.
Pihak berwenang mencatat bahwa penyelidikan tersebut menyoroti bahwa jaring di bawah standar pada eksterior bangunan gagal mencegah penyebaran api.
Ini adalah kebakaran kompleks perumahan paling mematikan di dunia sejak tahun 1980.
Investigasi tersebut menemukan bahwa tujuh dari 20 sampel jaring dari lokasi tersebut gagal memenuhi standar keselamatan kebakaran, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita AFP.
Pada 26 November, Hong Kong menyaksikan kebakaran mematikan di mana sebuah kompleks gedung pencakar langit yang ramai dilalap api.
Jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 151 orang, dan lebih dari 40 orang hilang.
Kebakaran pertama kali terjadi pada sore hari dan masih berkobar hingga Kamis dini hari.
Saat kebakaran terjadi, Presiden Tiongkok Xi Jinping telah mendesak Hong Kong untuk melakukan segala upaya memadamkan kebakaran besar di sebuah kompleks perumahan yang menewaskan banyak orang dan meminimalkan korban jiwa serta kerugian, sebagaimana dilaporkan oleh media pemerintah.
"Xi Jinping menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang meninggal dalam kebakaran besar di sebuah kompleks perumahan di Distrik Tai Po, Wilayah Baru, Hong Kong, termasuk petugas pemadam kebakaran yang gugur saat bertugas," lapor penyiar pemerintah CCTV.
Beliau menyampaikan simpati kepada keluarga korban dan mereka yang terdampak bencana, dan menyerukan upaya maksimal untuk memadamkan api dan meminimalkan korban jiwa dan kerugian.
Seperti dilansir kantor berita AFP, api besar pertama kali berkobar di perancah bambu di beberapa blok apartemen Wang Fuk Court, yang berisi hampir 2.000 flat di delapan menara di distrik utara Tai Po dan dilaporkan sedang menjalani pemeliharaan di seluruh kompleks.
(***)