RIAU24.COM - Spanyol pada hari Senin (01 Des) mengerahkan lebih dari 100 tentara untuk membantu mengatasi wabah demam babi Afrika di luar Barcelona yang telah memicu kekhawatiran bagi industri ekspor daging babi yang kuat di negara itu.
Mereka bergabung dengan 300 pejabat daerah Catalan yang ditempatkan di Taman Alam Collserola, tempat dua babi hutan mati yang dinyatakan positif mengidap penyakit tersebut ditemukan minggu lalu, kasus pertama di Spanyol sejak 1994.
“Ke-117 perwira dari unit tanggap darurat militer akan melaksanakan pekerjaan dengan drone, disinfeksi, pencarian, pencarian, dan pemindahan hewan", ujar Menteri Pertanian pemerintah daerah Catalan, Oscar Ordeig, dalam konferensi pers.
Pihak berwenang telah membatasi akses ke taman tersebut dan sedang mempelajari delapan kasus potensial lain yang ditemukan dalam radius utama enam kilometer (empat mil), kata Ordeig.
Para ahli meyakini virus itu mungkin berasal dari sosis terkontaminasi yang diangkut melalui jalan darat dan dikonsumsi oleh babi hutan, tetapi teori tersebut belum dikonfirmasi, Ordeig menambahkan.
Demam babi tidak menyerang manusia, tetapi sangat menular dan mematikan bagi babi. Penyebaran penyakit ini ke peternakan dapat membahayakan produsen daging babi dan produk turunannya terbesar ketiga di dunia.
Spanyol mengekspor hampir tiga juta ton setiap tahun ke lebih dari 100 negara, tetapi Menteri Pertanian Luis Planas mengatakan sepertiga dari mereka telah menghentikan impor sebagai tindakan keamanan.
Berbicara dari Italia pada hari Senin, Planas meminta warga untuk tenang terkait konsumsi daging babi dan bersikap bijaksana untuk mencegah penyebaran penyakit ke peternakan.
Demam babi Afrika juga terdapat di negara-negara Baltik dan Eropa Timur, tempat penyebarannya berasal dari Rusia pada tahun 2014.
(***)