Mengapa Rudal Jelajah 9M729 Kontroversial? Berikut Penjelasannya

R24/tya
Gambar representatif /Reuters
Gambar representatif /Reuters

RIAU24.COM Ukraina mengklaim bahwa Rusia menggunakan rudal jelajah 9M729 yang kontroversial terhadap Kyiv dalam perang yang sedang berlangsung.

Rudal ini sama dengan yang menyebabkan runtuhnya pakta pengendalian senjata penting era Perang Dingin dengan Amerika Serikat di masa lalu.

Menteri Luar Negeri Volodymyr Zelensky, Andrii Sybiha, mengatakan bahwa pasukan Rusia telah mengerahkan rudal jelajah 9M729 yang diluncurkan dari darat. Senjata ini juga dikenal sebagai SSC-8 oleh NATO.

Informasi mengenai senjata kontroversial ini masih terbatas.

Semua informasi yang tersedia menyebutkan bahwa rudal tersebut adalah rudal jelajah berbasis darat yang dikembangkan oleh produsen Rusia, NPO Novator.

Senjata ini mampu membawa hulu ledak nuklir dan menggunakan profil penerbangan mengikuti medan untuk menghindari deteksi.

CSIS Missile Threat menyatakan bahwa 9M729 kemungkinan merupakan varian peluncuran darat dari rudal 3M-54 Kalibr milik Angkatan Laut Rusia yang diluncurkan dari kapal.

Rusia mulai mengembangkan 9M729 secara diam-diam pada pertengahan tahun 2000-an, dan uji terbangnya dimulai pada tahun 2008.

Rudal tersebut menjadi inti keputusan AS untuk menarik diri dari Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak Menengah (INF) 1987 pada tahun 2019.

AS berargumen bahwa jangkauan senjata tersebut jauh melebihi batas 500 kilometer yang tercantum dalam perjanjian tersebut.

Rusia membantah klaim tersebut.

Presiden Donald Trump saat itu secara resmi menarik AS keluar dari pakta tersebut, dengan alasan pelanggaran berulang yang dilakukan Rusia.

Hal ini terjadi setelah Zelensky mengatakan pada hari Kamis (23 Oktober) bahwa Kyiv tidak menggunakan senjata jarak jauh Amerika terhadap Rusia dalam perang yang sedang berlangsung.

Ia juga menyatakan bahwa kemampuan jarak jauh buatan dalam negeri Ukraina mencapai 3.000 km.

"Saya berharap mereka akan membuat keputusan politik, keputusan positif dengan satu atau lain cara untuk membantu Ukraina dengan dana," ujar Zelensky dalam konferensi pers di Brussels, tempat para pemimpin Uni Eropa membahas rencana tersebut.

"Rusia membawa perang ke tanah kami, dan mereka harus membayar perang ini," katanya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak