Senior Hamas: Usulan Perdamaian Gaza Trump Condong ke Pihak Israel

R24/tya
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Donald J. Trump di Ruang Oval pada hari Senin/ Courtesy Gedung Putih
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Donald J. Trump di Ruang Oval pada hari Senin/ Courtesy Gedung Putih

RIAU24.COM Pejabat senior Hamas, Muhammad Mardawi, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran Qatar, Al Jazeera, bahwa rencana perdamaian Gaza yang disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu cenderung ke arah perspektif Israel.

“Apa yang disampaikan dalam konferensi pers [mengenai rencana untuk mengakhiri perang] condong ke perspektif Israel; dekat dengan apa yang ditegaskan Netanyahu agar perang dapat berlanjut,” ujarnya.

Mardawi kemudian mengatakan bahwa Hamas perlu melihat rencana tersebut di atas kertas.

"Kita perlu menerima rencana ini secara tertulis dan jelas sebelum kita menanggapinya. Rencana ini harus berada di tangan Hamas dan organisasi-organisasi Palestina," katanya.

Ia menekankan bahwa baik Hamas maupun warga Palestina mana pun belum melihat rencana tersebut.

Rencana Trump diserahkan kepada tim negosiasi Hamas

Kemudian, sumber diplomatik mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Qatar dan Mesir telah menyampaikan rencana Trump kepada tim negosiasi Hamas yang telah menjanjikan kepada para mediator bahwa mereka akan mempelajari proposal yang disampaikan oleh Presiden Trump.

Netanyahu juga akan kembali ke kabinetnya untuk menyampaikan rencana tersebut meskipun tidak banyak ruang untuk amandemen atau perubahan, mengingat banyaknya pihak yang terlibat dalam penyusunannya.

Netanyahu mengatakan dia menyetujui rencana ini tetapi pemerintahannya harus meloloskannya.

Pemimpin oposisi Israel Benny Gantz memuji usulan tersebut

Sementara itu, para pemimpin oposisi Israel menyambut baik rencana Trump. Ketua Persatuan Nasional, Benny Gantz, memuji usulan Trump dan berkata, "Usulan itu harus dilaksanakan."

“Kita tidak boleh melewatkan kesempatan untuk membawa kembali para sandera, menjaga keamanan kita, dan mengkatalisasi 'Perubahan Strategis' yang memperluas lingkaran normalisasi regional,” ujarnya.

“Rencana Presiden Trump harus dilaksanakan, sandera kita dipulangkan, kebebasan operasional Israel dipertahankan, rezim teror Hamas di Gaza diganti, dan negara-negara Arab moderat didirikan sebagai gantinya seperti yang saya usulkan satu setengah tahun yang lalu,” tambahnya.

Ketua Yesh Atid, Yair Lapid, menggambarkan rencana tersebut sebagai dasar yang tepat untuk kesepakatan penyanderaan dan mengakhiri perang.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak