RIAU24.COM -Meski Pemilihan Presiden (Pilpres) 2029 masih berjarak empat tahun, peta politik nasional mulai ramai diperbincangkan.
Sejumlah pengamat menilai Presiden Prabowo Subianto hampir dapat dipastikan akan kembali mencalonkan diri. Namun, peluang Gibran Rakabuming Raka untuk kembali mendampingi dinilai kian mengecil.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M Jamiluddin Ritonga, menilai dinamika politik saat ini justru memperkuat kemungkinan Prabowo kembali tampil sebagai calon presiden.
Dukungan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) disebut menjadi salah satu faktor utama.
”Prabowo sangat berpeluang untuk kembali maju pada Pilpres 2029. Hal itu terlihat setelah partai politik di KIM menyatakan akan kembali mendukung Prabowo,” ujar Jamiluddin.
Ia menambahkan, wacana koalisi permanen yang sempat digulirkan Partai Golkar akan semakin memuluskan langkah politik Prabowo. Koalisi permanen dinilai mampu mempersempit ruang gerak calon lain, sekaligus menjaga stabilitas politik menjelang kontestasi elektoral mendatang.
Namun, Jamiluddin memprediksi Prabowo tidak lagi menggandeng Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Sejak awal pemerintahan, kata dia, peran Gibran dinilai tidak menonjol. Keberadaannya bahkan sering dianggap sebagai titik lemah pasangan Prabowo.
”Prabowo akan maju tampaknya tidak akan bersama Gibran. Gibran justru menjadi titik lemah,” kata Jamiluddin.
Menurutnya, putra sulung Presiden ke-7 Joko Widodo itu tidak lagi memiliki daya tarik politik pada Pilpres 2029. “Gibran pada tahun 2029 diperkirakan sudah tidak laku dijual untuk mendulang suara. Realitas politik memang tidak menguntungkan bila berpasangan dengan Gibran,” ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, Jamiluddin menilai Prabowo perlu mencari figur pendamping baru yang memiliki nilai jual elektoral. Salah satu sosok yang dianggap potensial adalah Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
”AHY bisa menjadi opsi realistis bagi Prabowo. Figur muda, berlatar militer, dan memiliki basis massa politik yang cukup kuat,” katanya.
Sejauh ini, belum ada sinyal resmi dari Istana maupun partai-partai di KIM mengenai arah politik Prabowo di 2029.
Namun, wacana yang berkembang menunjukkan bahwa dinamika politik menuju Pilpres mendatang akan kembali dipenuhi kalkulasi strategis, baik oleh Prabowo maupun para elite partai politik yang ada di lingkar kekuasaan.
(***)