RIAU24.COM - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai Muktamar PPP menghasilkan jalan dualisme.
Hal ini buntut dua versi ketua umum masing-masing mengklaim memiliki legitimasi, dikutip dari rmol.id, Senin, 29 September 2025.
Kubu pertama, Muhammad Mardiono mengumumkan dirinya sebagai Ketua Umum PPP melalui aklamasi dalam forum muktamar di Depok.
Tak lama berselang, muncul kubu lain yang dipimpin Agus Suparmanto juga mengklaim didukung mayoritas muktamirin dan menyatakan sah sebagai ketua umum versi mereka.
Alhasil, kondisi ini semakin mempertegas realitas politik partai.
"Publik secara umum tidak tahu bagaimana mekanisme pemilihan, AD/ART, termasuk aturan dalam memilih ketua umum PPP. Tapi satu hal yang pasti, realitas politik hari ini PPP memiliki dua ketua umum," ujarnya.
Sayangnya, dualisme kepemimpinan tak pernah menguntungkan sebuah partai.
Apalagi PPP yang saat ini menghadapi tantangan besar untuk bisa kembali lolos ke Pemilu 2029.
"PPP seharusnya membutuhkan kerjasama, solidaritas, dan bahu-membahu. Tapi realitas politiknya justru muncul dua ketum yang menandakan konflik internal," sebutnya.