RIAU24.COM - Raksasa teknologi global Accenture dilaporkan telah memberhentikan 11.000 karyawan.
Perusahaan tersebut mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka mungkin harus memberhentikan lebih banyak karyawan dalam beberapa bulan mendatang.
PHK tersebut terjadi di tengah upaya perusahaan untuk mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam alur kerjanya.
Accenture meluncurkan program restrukturisasi
Perusahaan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah merancang program restrukturisasi senilai $865 juta karena diperkirakan akan terjadi kemerosotan pertumbuhan akibat lesunya permintaan perusahaan.
CEO Julie Sweet mengatakan bahwa perusahaannya mengeluarkan orang-orang untuk mendapatkan lebih banyak keterampilan yang kami butuhkan.
"Kami sedang berusaha—dalam jangka waktu yang sangat singkat dan tidak memiliki jalur yang layak untuk meningkatkan keterampilan—untuk menarik orang-orang agar kami bisa mendapatkan lebih banyak keterampilan yang kami butuhkan," ujarnya seperti dikutip Mint.
Dia mengatakan perusahaan tersebut mengeluarkan mereka yang tidak bisa mengikuti pelatihan ulang.
Accenture memiliki 779.000 karyawan pada bulan Agustus, 11.000 lebih sedikit dari angka yang dirilis tiga bulan sebelumnya.
Perusahaan mengatakan PHK akan berlanjut hingga November.
Perusahaan berharap dapat menghemat satu miliar dolar setelah menjalankan program restrukturisasinya.
Perusahaan juga melatih stafnya dalam kecerdasan buatan agen, demikian dilaporkan Bloomberg, seraya menambahkan bahwa mereka mengajarkan dasar-dasar teknologi tersebut kepada para karyawan.
Pada kuartal Juni-Agustus 2025, pendapatan Accenture naik menjadi $17,60 miliar tahun-ke-tahun.
"Saya sangat senang dengan pertumbuhan 7 persen kami pada tahun fiskal 2025, yang menunjukkan kemampuan unik kami dalam memberikan layanan terbaik bagi klien kami yang membutuhkan bantuan kami untuk berinovasi dan memimpin dengan AI," ujar Sweet.
(***)