RIAU24.COM - Ketua DPR Puan Maharani memerintahkan kalangan penguasa mendengar kritik rakyat.
Apalagi, kritik rakyat kini hadir dalam berbagai bentuk yang kreatif dan memanfaatkan kemajuan teknologi, dikutip dari kompas.com, Jumat, 15 Agustus 2025.
Seperti fenomena kritik: 'Indonesia gelap' dan 'One Piece'.
Kritikan yang datang dari rakyat tersebut berasal dari aspirasi dan keresahan yang kini disampaikan dengan bahasa zaman berbeda.
"Bagi para pemegang kekuasaan, semua suara rakyat yang kita dengar bukanlah sekadar kata atau gambar. Di balik setiap kata ada pesan. Di balik setiap pesan ada keresahan. Dan di balik keresahan itu ada harapan. Karena itu, yang dituntut dari kita semua adalah kebijaksanaan. Kebijaksanaan untuk tidak hanya mendengar, tetapi juga memahami," ujarnya.
Tambahnya, pemerintah juga bijaksana dalam menanggapi, berpikir terbuka, dan merespons dengan hati yang jernih.
Apapun kritik rakyat, kritikan tersebut tidak boleh menjadi api untuk memecah belah bangsa.
"Kita semua berharap, apa pun bentuk dan isi kritik yang disampaikan rakyat, tidak boleh menjadi bara yang membakar persaudaraan. Kritik tidak boleh menjadi api yang memecah belah bangsa," sebutnya.
