RIAU24.COM - Seiring berlanjutnya perang di Gaza dan Ukraina, Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memberi peringatan kepada Israel dan Rusia atas dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh angkatan bersenjata mereka di zona konflik.
Menurut laporan tahunan Dewan Keamanan PBB tentang kekerasan seksual terkait konflik, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah memperingatkan kedua negara tersebut agar tidak dimasukkan ke dalam daftar hitam negara-negara yang diduga secara kredibel melakukan atau bertanggung jawab atas pola pemerkosaan atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lainnya.
Peringatan PBB muncul setelah organisasi antarpemerintah tersebut mendokumentasikan pola-pola bentuk kekerasan seksual tertentu.
Menurut laporan tersebut, Hamas telah masuk daftar hitam atas insiden kekerasan seksual dan pemerkosaan selama serangan 7 Oktober 2023 di Israel.
Namun, kelompok militan Palestina tersebut membantah klaim tersebut, dan menganggap laporan tersebut sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian dari konflik yang sedang berlangsung di Gaza.
Tuduhan terhadap Israel
Guterres mengatakan bahwa ia sangat prihatin dengan informasi yang dapat dipercaya mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan bersenjata dan keamanan Israel terhadap warga Palestina di beberapa penjara, pusat penahanan, dan pangkalan militer.
“Kasus-kasus yang didokumentasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan pola-pola kekerasan seksual seperti kekerasan genital, pemaksaan telanjang dalam jangka waktu lama, dan penggeledahan telanjang berulang kali yang dilakukan dengan cara yang kasar dan merendahkan martabat,” ujarnya dalam laporan tersebut.
Meskipun otoritas Israel telah membahas masalah ini dengan utusan khusus, Sekjen PBB mengklaim bahwa informasi terbatas telah diberikan kepada PBB mengenai langkah-langkah akuntabilitas yang diambil terkait dengan dugaan insiden kekerasan seksual, meskipun ada kesaksian saksi dan bukti digital yang menunjukkan tentara Israel melakukan pelanggaran tersebut.
Menolak klaim tersebut sebagai tuduhan tak berdasar, Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengatakan bahwa tuduhan yang dibuat oleh PBB tidak berdasar dan didasarkan pada publikasi yang bias.
"PBB harus fokus pada kejahatan perang dan kekerasan seksual Hamas yang mengerikan dan pembebasan semua sandera. Israel tidak akan segan-segan melindungi warganya dan akan terus bertindak sesuai dengan hukum internasional," ujarnya.
Tuduhan terhadap Rusia
Mengungkapkan kekhawatirannya atas kekerasan seksual yang dilakukan oleh pasukan Rusia, Guterres mengatakan bahwa ia sangat prihatin dengan informasi yang kredibel mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan bersenjata dan keamanan Rusia serta kelompok bersenjata yang berafiliasi terhadap tawanan perang Ukraina, yang ditahan di 50 fasilitas penahanan resmi dan 22 fasilitas penahanan tidak resmi di Ukraina dan Rusia.
“Kasus-kasus ini mencakup sejumlah besar insiden kekerasan genital yang terdokumentasi, termasuk sengatan listrik, pemukulan, dan pembakaran pada alat kelamin, serta pemaksaan menelanjangi dan ketelanjangan berkepanjangan, yang digunakan untuk mempermalukan dan mendapatkan pengakuan atau informasi,” ujarnya.
(***)