RIAU24.COM - Setidaknya 32 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka akibat penembakan yang dilakukan pasukan Israel terhadap kerumunan warga Palestina yang sedang mencari makanan di dua pusat distribusi bantuan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dan Israel di Gaza selatan pada Sabtu (19 Juli) pagi, lapor Associated Press, mengutip para saksi mata dan petugas rumah sakit.
Mayoritas korban dilaporkan adalah pemuda yang sedang menuju pusat distribusi bantuan tersebut.
Sebagian besar korban tewas terjadi di wilayah Teina, sekitar tiga kilometer dari pusat distribusi bantuan GHF di sebelah timur Khan Younis.
Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan bahwa banyak korban luka, termasuk anak-anak dan remaja, berada dalam kondisi serius.
Lokasi GHF totalnya empat, berada di zona yang dikuasai militer.
Meskipun tentara Israel tidak berada di lokasi tersebut mereka mengamankannya dari jarak jauh.
Laporan tersebut menyatakan bahwa tembakan peringatan dilepaskan di dekat kota paling selatan Gaza, Rafah, setelah seruan untuk menjaga jarak diabaikan oleh sebuah kelompok.
GHF membantah adanya insiden di dekat lokasi mereka dan mengatakan, “kami telah berulang kali memperingatkan para pencari bantuan untuk tidak bepergian ke lokasi kami pada malam hari dan dini hari.”
Sementara itu, salah seorang saksi penembakan mengatakan bahwa dia sedang berjalan menuju pusat keramaian ketika pasukan melepaskan tembakan peringatan, dan kemudian melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang sebagian besar adalah pemuda, demikian laporan AP.
Saksi lain, Akram Aker, mengklaim bahwa pasukan menembaki mereka dengan senapan mesin yang dipasang di tank dan drone antara pukul 5 pagi dan 6 pagi.
"Mereka mengepung kami dan mulai menembaki kami secara langsung," kata Aker kepada AP dan menambahkan, ia melihat banyak korban di darat.
Distribusi di lokasi GHF seringkali kacau.
Dalam video yang dirilis GHF, kerumunan biasanya terlihat berlarian menuju kotak-kotak makanan yang ditumpuk di tanah dan mengambil apa pun yang mereka bisa.
Perang Israel-Hamas dimulai setelah militan Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang lainnya.
(***)