RIAU24.COM - Presiden Xi Jinping telah mengeluarkan teguran yang jarang dan langsung kepada pemerintah daerah di seluruh Tiongkok, mempertanyakan ketergesa-gesaan mereka memasuki sektor-sektor yang sedang berkembang.
Kecerdasan buatan, daya komputasi, dan kendaraan energi baru.
Berbicara pada pertemuan tingkat tinggi pembangunan perkotaan, Xi mempertanyakan apakah setiap provinsi seharusnya mengembangkan industri yang sama.
Komentarnya mencerminkan kekhawatiran yang berkembang bahwa investasi yang tidak terkendali di beberapa sektor unggulan memperburuk kelebihan kapasitas industri.
Misalnya, bahkan setelah gelombang konsolidasi, sektor kendaraan listrik masih beroperasi dengan kapasitas di bawah 50 persen.
Pesan yang blak-blakan ini muncul di tengah meningkatnya tekanan untuk mengendalikan perang harga dan kelebihan pasokan, yang mengikis keuntungan dan memicu risiko deflasi.
Tiongkok hadapi kelebihan pasokan di sektor-sektor utama
Perekonomian Tiongkok menunjukkan tanda-tanda tekanan struktural.
Pertumbuhan PDB nominal, yang mencerminkan perubahan output dan harga, melambat menjadi hanya 3,9 persen pada kuartal kedua.
Ini menandai level terlemah di luar masa pandemi sejak 1993.
Pemerintah daerah terus membangun secara berlebihan di sektor-sektor utama.
Target penyimpanan energi baru yang ditetapkan oleh 26 provinsi telah menggandakan target nasional untuk tahun 2025.
Perdana Menteri Li Qiang telah berjanji untuk mengendalikan persaingan tidak rasional di sektor-sektor seperti kendaraan listrik, sementara badan ekonomi tertinggi partai komunis telah berjanji untuk mengatur strategi investasi lokal dengan lebih ketat.
Pesan Xi juga mencakup peringatan terhadap urbanisasi yang berlebihan, menyerukan laju yang selaras dengan permintaan riil dan fundamental ekonomi.
Sebuah laporan baru dari Institut Penelitian Ekonomi Nasional mengungkapkan bahwa indeks marketisasi Tiongkok telah turun secara signifikan dari puncaknya di tahun 2021.
Penurunan terbesar terlihat dalam hubungan pemerintah-pasar, yang menunjukkan intervensi negara yang lebih besar dan berkurangnya alokasi sumber daya yang digerakkan pasar.
Para peneliti memperingatkan bahwa keterlibatan pemerintah di sektor-sektor seperti tenaga surya dan kendaraan listrik telah mendistorsi persaingan dan menyebabkan ketidakseimbangan pasar.
Para ekonom menyerukan reformasi yang lebih mendalam untuk membangun kembali dinamika pasar yang adil dan kompetitif serta memulihkan kepercayaan investor.
(***)