Adapun dalih yang digunakan adalah takziah ke rumah anggota GRIB yang meninggal dunia.
Hal ini di bebrkan oleh Ina Wahyuningsih selaku pedagang sapi kurban yang membuka lapak di lahan milik BMKG yang dikuasai GRIB.
Melansir tvonenews,com, Ina sedang melihat lahan kosong untuk sapi kurbannya, dan bertanya ke posko ormas yang ada disekitar lokasi tersebut.
Usai menyambangi posko tersebut, dia ternyata mengenali beberapa orang GRIB jaya hingga mencoba jalin komuniaksi mengenai penyewaan lahan.
“Bang Jamal Sekjen GRIB, Keke Ketua Ranting. Saya tanya bisa enggak pakai lahan ini? Saya harus hubungin siapa? Ketua Keke bilang saya telepon ketua Yani dulu,” kata Ina dikutip pada Kamis (29/5/2025).
“Awalnya saya enggak kenal ketua Yani. Kita janjian akhirnya ACC. Saya tanya ini lahan siapa? Aman enggak nih? Aman. Ini kekuasaan kita bahasanya ahli waris suruh kita yang nunggu. Kalau aman ya sudah,” sambungnya.
Ina pun akhirnya melakukan negosiasi harga dengan pihak GRIB Jaya di Tangsel.
“Di sana biasanya harganya berapa? Saya biasanya Rp10 juta satu lahan sampai kelar. Cuma memang harus koordinasi RT, RW, lurah, babinsa perlu uang. Gimana kalau include aja RT, RW, semua mereka yang urus,” ujar Ina menirukan percakapannya dengan pihak GRIB Jaya kala itu.
“Minta Rp25 juta akhirnya nego deal-lah di angka Rp22 juta dengan bahasa mereka semua koordinasi semuanya include. Setuju. Saya lunasi setelah sapi turun,” sambungnya.
Dia menyebut pembayaran itu tidak dilakukan sekaligus melainkan berkali-kali.
"Ke Ketua Yani. Yani Tuanaya. Jadi saya transfer ke beliau. Waktu itu saya lagi di Bali beliau bilang karena ada ketua DPC yang meninggal dia minta tolong untuk transfer Rp5 juta. Saya kan bilang saya mau lunasi setelah sapi turun dan enggak ada masalah,” terangnya.
Selain ada lapak sapi kurban, di daerah sana juga ada lapak pedagang seafood
(***)