RIAU24.COM - Samsung Galaxy S25 Edge saat ini merupakan ponsel tertipis dalam lini Galaxy S dengan ketebalan hanya 5,8 milimeter. Untuk mencapai bentuk tersebut, Samsung melakukan perubahan besar pada struktur internal dan material perangkat.
Desain ini didasari filosofi essential design, yang berupaya menyederhanakan bentuk ponsel hingga hanya menyisakan elemen inti.
“Model ini mewakili bentuk paling esensial dari sebuah smartphone dengan menghilangkan semua elemen yang tidak perlu,” kata Jiyoung Lee, Wakil Presiden Tim Desain Produk, Mobile eXperience Business, Samsung Electronics.
Untuk mencapai bentuk tersebut, Samsung tidak hanya memperhalus tampilan luar, tetapi juga membongkar ulang cara mereka menyusun seluruh isi ponsel.
Baca Juga: Huawei Luncurkan MateBook Fold Ultimate, Laptop Layar Lipat Super Tipis
Berikut ini cara mereka melakukannya, seperti dirangkum dari laman Samsung Newsroom, Selasa (20/5).
Langkah pertama adalah menyesuaikan ulang seluruh arsitektur internal perangkat. Samsung harus memastikan semua komponen Utama mulai dari kamera hingga baterai bisa masuk ke dalam kerangka yang jauh lebih tipis dari model sebelumnya.
Modul kamera disusun ulang agar lebih pipih dan tidak menonjol, dengan menghilangkan lensa telefoto dan hanya menyisakan kamera utama 200 MP dan ultra-wide.
Baterai didesain ulang secara khusus menjadi lebih tipis, meskipun kapasitasnya dikurangi menjadi 3.900 mAh. Sistem pendinginan menggunakan material grafit datar sebagai pengganti vapor chamber, agar tetap menjaga performa chipset tanpa memakan ruang.
Penyesuaian ini membuat ruang dalam bodi benar-benar dimanfaatkan secara efisien, namun tetap menyisakan ruang untuk sirkulasi termal dan konektivitas.
Setelah merapikan bagian dalam, tantangan berikutnya adalah menjaga struktur luar tetap kuat dan menarik. Untuk itu, Samsung memilih titanium sebagai bahan bingkai.
Titanium bukan hanya ringan, tetapi juga lebih kaku dibanding aluminium—sehingga tidak mudah melengkung meski bodi sangat tipis.
Material ini juga memberi sentuhan premium, yang diperkuat melalui pendekatan desain yang disebut one-mass design. Desain ini menyatukan visual antara bingkai samping dan bodi belakang, menciptakan tampilan seperti satu potong yang utuh.
Modul kamera pun tidak dibuat menonjol, tetapi dibaurkan dengan tekstur dan warna bodi. Menurut Hyoungshin Park, Wakil Presiden Tim Desain Warna, Material, dan Finishing (CMF), pencapaian ini hasil dari eksperimen panjang.
“Setiap detail dari lapisan kaca, warna, hingga sentuhan akhir kami uji berulang untuk menciptakan kesan ramping, tanpa kehilangan karakter Galaxy S25,” ujar Park.
Samsung Galaxy S25 Edge hadir dalam pilihan warna yang memukau, seperti Titanium Silver, Titanium Jetblack, dan Titanium Icyblue.
(SamMobile) Keputusan untuk memprioritaskan pengurangan ketebalan tidak datang tanpa harga. Beberapa fitur dikorbankan demi mencapai dimensi ini.
Misalnya, kapasitas baterai lebih kecil dibanding model S25 lainnya dan tidak ada kamera telefoto. Meski kapasitas baterai sedikit lebih kecil, Samsung mengeklaim optimalisasi daya telah ditingkatkan melalui sistem pendingin dan efisiensi chip terbaru.
Baca Juga: Bukan AI yang Ambil Pekerjaan Kita Tapi Penggunanya, Ini Kata Jensen Huang
Meski dirancang untuk tipis, Galaxy S25 Edge tetap hadir sebagai ponsel flagship. Layarnya menggunakan panel Dynamic AMOLED 6,3 inci FHD+ dengan refresh rate 120Hz.
Di baliknya tertanam prosesor Snapdragon 8 Gen 4 (atau Exynos versi Asia), RAM 12 GB, dan penyimpanan hingga 512 GB. Kamera utama 200 MP dilengkapi kamera ultra-wide 12 MP, sedangkan kamera depan 12 MP cukup andal untuk keperluan swafoto dan video call.
Perangkat ini juga mendukung Galaxy AI, tahan air dan debu (IP68), dan dilindungi Gorilla Glass Ceramic 2. Samsung menjanjikan dukungan pembaruan Android hingga tujuh tahun, menjadikan perangkat ini tetap relevan di masa depan.