Inggris dan AS Sepakati Perjanjian Perdagangan Terbatas, Kurangi Tarif dan Tingkatkan Perdagangan Bilateral

R24/tya
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di Gedung Putih di Washington, DC /Brian Snyder-Reuters
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer di Gedung Putih di Washington, DC /Brian Snyder-Reuters

RIAU24.COM 

Inggris dan Amerika Serikat mengumumkan pada tanggal 8 Mei sebuah perjanjian perdagangan terbatas untuk meredakan ketegangan perdagangan terkini dan memperkuat hubungan bilateral mereka.

Kerangka kerja ini, meskipun bukan perjanjian perdagangan bebas yang komprehensif, tetapi, menurut Presiden Trump, ini adalah Perjanjian Perdagangan yang Adil, Terbuka, dan Timbal Balik pertama, yang tidak pernah dipedulikan oleh presiden-presiden sebelumnya.

Ketentuan Utama Perjanjian

Tarif dasar kemungkinan akan tetap 10 persen. Amerika Serikat telah memberikan beberapa pengecualian untuk mobil buatan Inggris sebesar 10 persen, dengan batasan 100.000 kendaraan per tahun.

Ini merupakan keringanan yang signifikan dibandingkan dengan pungutan sebesar 25% di atas tarif 2,5% yang berlaku untuk sebagian besar impor kendaraan yang diumumkan pada tanggal 3 Mei di US Imports.

Selain itu, Tarif untuk ekspor baja dan aluminium Inggris ke AS telah dihapuskan.

Inggris akan menurunkan 19 persen etanol AS, yang akan memfasilitasi ekspor tahunan hingga $700 juta.

Perjanjian tersebut berencana untuk membuka hambatan perdagangan untuk daging sapi, daging sapi AS, dan mesin, yang akan menyebabkan peningkatan nilai ekspor sebesar $5 miliar.

Kedua negara juga sepakat untuk mengurangi hambatan non-tarif dan menyederhanakan prosedur bea cukai untuk mempercepat pergerakan barang lintas batas.

"Sebagai bagian dari Kesepakatan ini, Amerika akan memperoleh Pendapatan Eksternal sebesar 6 MILIAR DOLAR dari Tarif 10%, Peluang Ekspor baru sebesar 5 MILIAR DOLAR bagi Para Peternak, Petani, dan Produsen Hebat kita", demikian bunyi sebuah posting oleh Presiden Trump di media sosial Truth.

Konteks Politik

Di Washington, pemerintahan Trump memasarkan kesepakatan ini sebagai terobosan bersejarah.

Di sisi lain, pengumuman kesepakatan ini akan dilihat sebagai kelegaan besar bagi Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

Ia tengah menghadapi situasi sulit dengan hasil pemilu lokal yang mengecewakan. Kesepakatan ini akan menggambarkannya sebagai negosiator yang solid.

Namun, pengamat percaya bahwa kesepakatan itu hanya membalikkan tarif yang diberlakukan selama masa jabatan Presiden Donald Trump, dan Inggris harus membuat konsesi untuk mencapai hal yang sama.

Meskipun perjanjian tersebut mengatasi beberapa masalah perdagangan langsung, masih banyak masalah yang belum terselesaikan, termasuk pajak layanan digital Inggris dan tarif pada produk farmasi dan media.

Kedua negara telah mengindikasikan bahwa negosiasi yang lebih baik diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang komprehensif, dan keduanya tetap teguh dalam melanjutkan kerja sama jangka panjang mereka.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak