RIAU24.COM - Direktur Center of Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi mengaku heran dengan cara Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung jumlah rakyat miskin di Indonesia.
Menurutnya, cara BPS menghitung jumlah rakyat miskin di Indonesia tidak berbasiskan akademik dan realitas dikutip dari inilah.com, Selasa 6 Mei 2025.
Menurutnya, penggunaan standar kemiskinan BPS sebesar Rp595.242 per orang/bulan, atau nyaris Rp20 ribu/orang/hari, sudah kadaluarsa.
Alhasil, wajar jika banyak ekonom bahkan masyarakat mempertanyakan data orang miskin versi BPS.
"Kalau saya lebih percaya dengan data Bank Dunia, lebih riil. Masak standar kemiskinan di Indonesia hanya Rp595 ribu per orang per bulan. Atau kurang dari Rp20 ribu per orang per bulan. Saat ini, semua harga barang khususnya bahan pangan sudah naik," ujarnya.
Alhasil, dia pun mempertanyakan dasar pertimbangan BPS tetap menggunakan standar kemiskinan Rp595 ribu per orang per bulan.
Dia menduga BPS sengaja menggunakan angka standar rendah agar jumlah rakyat miskin menjadi rendah.
"Sehingga citra Indonesia bisa terjaga," sebutnya.