RIAU24.COM - Sebuah kapal yang membawa bantuan kemanusiaan dan aktivis terbakar dan mengeluarkan SOS, namun, penyelenggara mengklaim telah dibom oleh drone dan dilumpuhkan saat berada di pantai Malta di perairan internasional pada hari Jumat (2 Mei).
Sebuah kapal Koalisi Armada Kebebasan diserang di depan kapal sipil tak bersenjata dua kali, kata kelompok itu.
"Pada pukul 00:23 waktu Malta, Conscience, sebuah kapal Koalisi Armada Kebebasan diserang langsung di perairan internasional," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.
Menyalahkan Israel untuk itu, kelompok itu menambahkan, "Drone bersenjata menyerang bagian depan kapal sipil yang tidak bersenjata dua kali, menyebabkan kebakaran dan pelanggaran substansial di lambung."
"Ada lubang di kapal saat ini dan kapal itu tenggelam," kata Yasemin Acar, petugas pers koalisi, kepada CNN melalui telepon dari Malta pada Jumat pagi.
Namun, Israel belum mengomentari hal ini sejauh ini.
Serangan itu menargetkan generator kapal, yang membuat kapal tanpa listrik dan berisiko tenggelam.
Koalisi Armada Kebebasan memposting gambar dan video di media sosial, menunjukkan kobaran api yang dahsyat di atas kapal dan ledakan.
Angkatan Bersenjata Malta mengonfirmasi ada kebakaran di sebuah kapal yang kemudian dipadamkan.
"Kami memantau situasi dengan cermat," kata seorang juru bicara kepada CNN, menambahkan bahwa tidak ada cedera di atas kapal.
Pemerintah Malta mengonfirmasi bahwa 12 awak kapal dan empat warga sipil selamat.
"Kapal itu memiliki 12 awak kapal dan empat penumpang sipil; tidak ada korban jiwa yang dilaporkan," kata pernyataan itu, menambahkan bahwa kapal tunda terdekat telah diarahkan untuk membantu kapal.
Menurut kelompok itu, aktivis dari 21 negara bergabung dalam misi untuk menantang ‘pengepungan ilegal dan mematikan’ di Gaza oleh Israel, dan untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa kepada mereka.
"Duta besar Israel harus dipanggil dan bertanggung jawab atas pelanggaran hukum internasional, termasuk blokade yang sedang berlangsung dan pengeboman kapal sipil kami di perairan internasional," bunyi pernyataan itu.
Selain itu, FFC mengatakan kepada CNN bahwa aktivis iklim Greta Thunberg dan pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS Mary Ann Wright termasuk di antara mereka yang diperkirakan kapal di Malta, namun, tidak berada di atas kapal pada saat kebakaran.
"Relawan dari lebih dari 21 negara melakukan perjalanan ke Malta untuk menaiki misi ke Gaza, termasuk tokoh-tokoh terkemuka," kata FFC.
Dua bulan lalu, ketika perang Israel-Gaza berlanjut, Israel memberlakukan blokade ketat di Gaza, tanpa makanan yang diizinkan untuk dikirim ke sana, tidak ada bahan bakar, obat-obatan atau barang-barang lain di wilayah tersebut.
(***)