RIAU24.COM - Pejabat Ukraina dan AS memulai pembicaraan pada hari Selasa (11 Maret), di mana negara Zelensky diperkirakan akan mengusulkan rencana kepada AS untuk gencatan senjata parsial dengan Rusia.
Kementerian luar negeri Ukraina memposting di media sosial bahwa pertemuan delegasi Ukraina dan Amerika dimulai di Jeddah, Arab Saudi.
Andriy Yermak, penasihat utama Presiden Volodymyr Zelensky, mengatakan bahwa Kyiv menginginkan perdamaian dan siap bernegosiasi untuk mengakhiri perang yang sedang berlangsung.
"Kami siap melakukan segalanya untuk mencapai perdamaian," kata kepala staf kepresidenan Ukraina kepada AFP.
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Ukraina meluncurkan serangan drone besar-besaran dan terbesar yang pernah ada di Moskow.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menembak jatuh 337 drone Ukraina di beberapa wilayah semalam, termasuk 91 di sekitar Moskow.
126 drone lainnya ditembak jatuh di wilayah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina, kementerian itu menambahkan.
Setidaknya satu orang dilaporkan tewas dalam serangan itu, yang tampaknya merupakan serangan pesawat tak berawak terbesar Ukraina dalam perang di ibu kota Rusia.
Serangan itu juga memicu kebakaran, menangguhkan transportasi udara dan kereta api di wilayah tersebut, kata pihak berwenang.
Sementara itu, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk, segera setelah pertemuan dimulai, memposting di media sosial yang menekankan pentingnya pembicaraan AS-Ukraina hari ini di Jeddah.
"Orang Amerika yang terkasih, orang Ukraina yang terkasih, jangan-siakan kesempatan ini. Seluruh dunia mengawasi Anda di Jeddah hari ini. Semoga berhasil!" tulisnya di postingan tersebut.
(***)