RIAU24.COM - Lebih dari 350 ahli strategi politik dan praktisi pandangan ke depan yang berpartisipasi dalam survei yang dilakukan oleh Atlantic Council, sebuah think tank urusan global di Washington, memperingatkan bahwa masa depan umat manusia tampak sangat gelap.
Mereka menilai bahwa Perang">Perang Dunia III dan bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim berada di cakrawala, mengancam stabilitas global dalam beberapa dekade mendatang.
Hasil survei ini mencerminkan kekhawatiran yang mendalam tentang ketegangan internasional dan dampak negatif perubahan iklim yang semakin memperburuk kondisi planet ini.
Survei yang melibatkan 357 ahli memperkirakan gambaran suram tentang masa depan dunia pada tahun 2035.
Empat dari sepuluh ahli tersebut memperkirakan bahwa negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Cina, atau Rusia akan menjadi penyebab terjadinya perang besar.
Konflik yang terjadi diprediksi melibatkan senjata nuklir, dan ruang angkasa akan memainkan peran penting dalam peperangan global.
Di tengah ketegangan yang terus berkembang, termasuk perang Ukraina dan krisis Timur Tengah terkait konflik Israel-Hamas, banyak ahli melihat masa depan dunia yang gelap.
Sebagian besar percaya bahwa situasi ini akan terus berlanjut, sementara hanya sedikit yang optimis akan munculnya dunia yang lebih baik dalam 10 tahun ke depan.
Survei yang dilakukan oleh Atlantic Council mengungkapkan bahwa 62 persen responden percaya bahwa dunia akan lebih buruk daripada hari ini dalam sepuluh tahun ke depan.
Hanya 38 persen yang optimis bahwa keadaan akan membaik.
Para ahli yang terlibat dalam survei ini mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk perubahan undang-undang, pembentukan kelompok militer baru, dan dinamika geopolitik lainnya, untuk memprediksi kondisi dunia pada 2035.
Perang Dunia III muncul sebagai ancaman terbesar yang diperkirakan akan dihadapi umat manusia dalam dekade mendatang.
Survei yang dilakukan oleh Atlantic Council menyoroti berbagai ancaman yang diperkirakan akan membayangi dunia pada tahun 2035, dengan perang, perubahan iklim, dan krisis keuangan sebagai isu utama.
Para ahli mengidentifikasi bahwa perang di masa depan kemungkinan besar akan melibatkan ruang angkasa sebagai medan pertempuran utama, mengingat pembentukan Angkatan Luar Angkasa oleh Donald Trump pada 2019.
Angkatan ini bertujuan untuk memastikan kemampuan siap tempur di, dari, dan ke luar angkasa guna melindungi AS dan sekutunya dari ancaman luar angkasa.
Salah satu inisiatif terkait adalah pengembangan ‘Kubah Emas’, yang bertujuan melindungi AS dari serangan rudal oleh musuh.
Selain itu, perang nuklir tetap menjadi ancaman terbesar yang dihadapi umat manusia, dan para ahli memperkirakan dampaknya akan sangat buruk bagi warga Ukraina.
Survei ini juga mencatat bahwa perang dapat menyebabkan penurunan dominasi ekonomi dan diplomatik Amerika di panggung global.
Perubahan iklim dianggap sebagai ancaman terbesar kedua, dengan tiga dari sepuluh ahli menyatakan bahwa dunia akan menderita akibat dampak buruknya.
Pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia perlahan memanaskan planet ini, dan banyak ahli sepakat bahwa tanpa tindakan yang tepat, krisis ini akan semakin memburuk di masa depan.
Meskipun krisis keuangan dan pandemi baru juga diperkirakan akan mempengaruhi dunia, hanya sebagian kecil dari responden yang percaya hal tersebut akan menjadi bencana besar pada tahun 2035.
Meningkatnya badai dan kebakaran hutan di seluruh dunia menjadi bukti nyata bahwa planet ini tengah menghadapi bencana yang semakin memburuk akibat perubahan iklim. Namun, meskipun tantangan besar tersebut, sebagian besar ahli tetap melihat ada harapan di masa depan.
Sebanyak 51% responden dalam survei yang dilakukan oleh Atlantic Council optimis bahwa pada tahun 2035, akan ada peningkatan kerja sama global untuk mengatasi krisis iklim yang kian mendalam.
Meskipun dampak dari perubahan iklim semakin terlihat, para ahli percaya bahwa tindakan kolektif dari negara-negara di dunia akan memberikan peluang untuk mengurangi dampaknya dan memperlambat laju kerusakan lingkungan.
(***)