RIAU24.COM - Belakangan wabah human metapneumovirus (hMPV) di China tengah disorot dunia. Virus tersebut menjadi salah satu patogen penyebab meningkatnya penyakit pernapasan di China, rentan menyerang anak-anak, lansia, hingga orang dengan komorbid.
Meski begitu, perlu diingat bahwa hMPV termasuk penyakit musiman yang rentan meningkat setiap musim dingin, seperti yang terjadi di China.
Virus ini memiliki karakteristik mirip dengan flu biasa, dengan gejala seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Sebagian besar orang yang terinfeksi akan pulih dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus.
Meskipun umumnya tidak berbahaya, kelompok rentan seperti anak-anak, orang lanjut usia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu tetap perlu waspada.
Diane Davison, seorang wanita di Amerika Serikat, membagikan kisahnya yang sempat terpapar hMPV pada tahun 2023. Penyakit tersebut membuatnya tak dapat berbicara lantaran batuknya yang sangat parah.
Pada usia 59, Diane awalnya menduga dirinya terjangkit COVID-19 karena intensitas batuk kronisnya. Setelah enam kali tes COVID-19 menunjukkan hasil negatif, Diane yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, menyadari bahwa ada yang tak beres pada tubuhnya.
"Saya tidak bisa bicara lebih dari beberapa patah kata. Saya akan batuk-batuk dengan sangat keras sampai-sampai saya hampir muntah," katanya dikutip Mirror.
Setelah menjalani tes lanjutan dan pemeriksaan hidung dan tenggorokan, dokter menemukan bahwa Diane terinfeksi hMPV.
Seperti penyakit pernapasan lainnya, hMPV memiliki gejala mulai dari yang ringan hingga konsekuensi yang berpotensi fatal, terutama mengancam mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.
Setelah menjalani perawatan selama sekitar sebulan, kondisinya kemudian membaik. Diane juga mendesak orang lain untuk tidak menganggap remeh infeksi itu sebagai infeksi ringan. Pasalnya, bagi kelompok rentan seperti Diane, virus ini dapat memicu kasus yang lebih serius. ***