Badan Islam Tertinggi Rusia Tarik Putusan Yang Mengizinkan Pria Memiliki 4 Istri

R24/tya
Orang-orang berjalan di dekat masjid yang dinamai Nabi Muhammad /Reuters
Orang-orang berjalan di dekat masjid yang dinamai Nabi Muhammad /Reuters

RIAU24.COM - Badan Islam tertinggi Rusia telah membatalkan keputusan yang mengizinkan pria Muslim memiliki banyak istri.

Langkah itu dilakukan setelah langkah Dewan Cendekiawan Administrasi Spiritual Muslim Rusia memicu reaksi di media sosial, karena para pejabat menunjukkan bagaimana keputusan itu tidak sesuai dengan hukum Rusia.

“Poligami dilarang di Rusia dan bertentangan dengan moral inti dan nilai-nilai tradisional kita," kata Nina Ostanina, kepala komite urusan keluarga parlemen.

Badan Islam sebelumnya pada 17 Desember mengeluarkan fatwa, atau keputusan agama, yang menguraikan kondisi dan keadaan di mana pria Muslim dapat memiliki lebih dari satu istri.

Dokumen itu mengatakan seorang pria Muslim dapat memiliki empat istri jika dukungan materi yang sama dijamin untuk semua, bersama dengan ruang hidup yang terpisah.

Salah satu syaratnya adalah bahwa suami harus memberikan jumlah waktu yang sama kepada mereka masing-masing.

“Syarat utama untuk mengizinkan poligami adalah perlakuan yang adil dan setara terhadap semua istri oleh suami mereka," kata dokumen itu.

Mereka mengakui bahwa pernikahan Islam religius tidak diakui oleh negara dan tidak menimbulkan konsekuensi hukum, menekankan bahwa fatwa tidak menggantikan norma-norma hukum perkawinan Rusia.

Segera setelah dokumen itu dipublikasikan, dokumen itu dikutuk keras oleh para pejabat serta rakyat jelata Rusia.

Outlet yang didukung pemerintah Rusia RT mengutip Kirill Kabanov, seorang anggota Dewan Hak Asasi Manusia kepresidenan, yang menuduh badan Islam itu dengan berani melanggar konstitusi Rusia.

Pada hari Senin (23 Desember), badan Islam itu diberitahu oleh Kantor Kejaksaan Agung bahwa putusan itu pada dasarnya melanggar hukum dan bertentangan dengan kebijakan keluarga negara.

Segera setelah itu, badan itu mengatakan pihaknya menarik dokumennya yang mengizinkan poligami, mengutip reaksi dari publik dan perintah resmi.

"Itu adalah kehendak Tuhan. Dewan Cendekiawan tidak melihat masuk akal untuk bergabung dalam perdebatan tentang masalah ini," tulis ketua dewan, Shamil Alyautdinov, di Telegram.

Perlu dicatat bahwa Muslim membentuk sekitar 10 persen dari total populasi Rusia, dengan konsentrasi tertinggi di wilayah seperti Chechnya, Dagestan dan Ingushetia di Kaukasus Utara, dan Tatarstan dan Bashkortostan di Rusia barat.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak