China Peringatkan Pembalasan Setelah Lithuania Usir 3 Staf Kedutaan

R24/tya
Bendera Lituania dan Tiongkok /Reuters
Bendera Lituania dan Tiongkok /Reuters

RIAU24.COM Beijing memperingatkan pada hari Senin bahwa pihaknya dapat mengambil tindakan balasan terhadap Lituania setelah pengusiran tiga staf kedutaan China, karena hubungan yang berantakan atas hubungan Vilnius dengan Taiwan dan dugaan keterlibatan kapal China dalam kerusakan kabel laut.

"China mengutuk keras dan dengan tegas menolak tindakan nakal dan provokatif ini," kata juru bicara kementerian luar negeri dalam sebuah pernyataan.

"Tiongkok menyerukan Lituania untuk segera berhenti merusak kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok, dan berhenti menciptakan kesulitan bagi hubungan bilateral," tambah mereka.

Dua kabel telekomunikasi Laut Baltik terputus bulan lalu di perairan teritorial Swedia, termasuk satu yang membentang dari pulau Gotland Swedia ke Lithuania.

Kecurigaan telah diarahkan pada sebuah kapal China bernama Yi Peng 3 yang menurut situs pelacakan telah berlayar di atas kabel sekitar waktu mereka dipotong.

Pada hari Jumat, kementerian luar negeri Lituania mengatakan tiga anggota staf China telah dinyatakan tidak diinginkan di negara itu.

Kementerian tidak memberikan alasan yang tepat untuk pengusiran itu, hanya mengutip kegiatan yang melanggar Konvensi Wina dan undang-undang Republik Lituania.

Pada hari Rabu, Lithuania mengatakan sedang membentuk tim gabungan dengan Swedia dan Finlandia untuk menyelidiki kabel yang rusak, dengan dukungan Eurojust, badan Uni Eropa untuk kerja sama peradilan pidana.

China telah membantah bertanggung jawab dalam masalah ini dan mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya bersedia untuk bekerja dengan penyelidikan.

Hubungan antara Vilnius dan Beijing sudah tegang setelah Lituania pada tahun 2021 mengizinkan Taiwan untuk membuka kedutaan de facto atas nama pulau itu.

Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, pada hari Senin menuduh Vilnius bertindak melanggar prinsip satu China.

"Ini telah menyebabkan kesulitan parah untuk hubungan bilateral," kata juru bicara itu.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak