RIAU24.COM - Seorang pria di India mengalami kebutaan dan cacat karena parasit. Kondisi itu menyebabkan tumor sebesar jeruk muncul di kelopak matanya hingga merosot ke dadanya.
Dikutip dari Daily Mail, pria yang tidak disebutkan namanya itu menceritakan awal mula kejadiannya. Sekitar lima tahun lalu, pria berusia 30 tahun tersebut mengalami pembengkakan di mata kirinya.
Namun, selama bertahun-tahun bengkak di matanya itu terus membesar hingga meregangkan kulit di wajahnya, menarik jaringan yang seharusnya menutupi matanya. Alhasil, membuatnya tidak dapat melihat.
Merasa semakin terganggu dengan kondisinya, pria tersebut baru mencari pertolongan medis. Dokter menemukan adanya parasit yang menyebabkan pertumbuhan di hidung dan struktur mata.
Tim medis percaya tumor itu adalah cara tubuh bereaksi terhadap parasit, yang menyebabkan peradangan pada jaringan di sekitarnya. Tim dokter tidak yakin berapa lama parasit itu ada di dalam tubuh pasiennya.
Namun, orang yang tertular penyakit itu biasanya dari berenang atau mandi di daera pedesaan atau sungai dekat pertanian.
Dokter memastikan pasien pria tersebut mengalami angiofibroma atau tumor yang disertai rhinosporidiosis, yakni infeksi parasit.
"Keduanya jarang terjadi secara bersamaan," tulis tim tersebut dalam laporan yang dipublikasikan dalam The British Medical Journal.
Tumor yang berdiameter enam inci atau sekitar 15 cm itu menempel pada lipatan jaringan mata sepanjang tiga inci atau 3 cm. Meski tidak bersifat kanker, kondisi tersebut tetap menyebabkan efek samping yang melemahkan.
Dokter bedah di All India Institute of Medical Sciences melakukan operasi untuk mengangkat massa dari matanya, memotong pembuluh darah 'besar' yang cacat yang telah tumbuh untuk menyokong benjolan tersebut. Ini bertujuan tujuan untuk menghindari pasien kehilangan banyak darah.
"Operasi itu berhasil dan dalam waktu tiga bulan, mata pria itu telah kembali normal, dan ia mampu melihat sekali lagi," tulis laporan tersebut.
Para peneliti mengungkapkan pasien tidak memiliki kondisi genetik yang sering dikaitkan dengan jenis tumor angiofibroma. Setelah menguji sel-sel di dalam tumor, ditemukan ada sedikit parasit rhinosporidiosis di seluruh massa berdaging tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa tumor mungkin merupakan cara tubuh bereaksi terhadap penyusup yang memicu peradangan jaringan, hingga mengelompok di sekitar parasit.
Para dokter menulis bahwa kasus ini menyoroti kompleksitas diagnosis dan penanganan kombinasi patologi yang langka, yang menekankan perlunya perencanaan perawatan yang cermat. ***