Insiden ini menyebabkan sembilan orang tewas dan ribuan warga sipil alami luka-luka.
Baca Juga: PBB Setuju Akhiri Pendudukan Israel di Palestine, 14 Negara Menentang Termasuk Tetangga Indonesia
Pager merupakan perangkat komunikasi kecil yang umum digunakan sebelum telepon seluler tersebar luas.
Perangkat ini menampilkan teks pendek untuk pengguna.
Hizbullah, sejak enam bulan lalu, meminta anggotanya menggunakan pager saat konflik dengan Israel meningkat.
Al Jazeera melaporkan rangkaian ledakan pager terjadi sekitar pukul 16.45 waktu setempat. Kejadian berlangsung selama satu jam.
Ledakan dilaporkan terjadi di pinggiran Beirut selatan yang dikenal Dahiyeh, di kota Ali Al-Nahri dan Riyaq di lembah Beqaa Lebanon tengah, dan di Sidon dan Tirus di Lebanon selatan.
Pager bahkan meledak di lokasi tempat warga beraktivitas seperti pasar hingga sebuah toko.
Para saksi mata menceritakan banyak orang terluka di jalan-jalan ibu kota Lebanon, Beirut, setelah ledakan pager.
"Kami turun ke jalan, dan kami melihat daerah pinggiran kota itu seperti kota zombi," kata saksi yang enggan disebutkan namanya, dikutip CNN.
Menurut dia banyak korban yang tergeletak di pinggir jalan dan berlumuran darah.
Data pemerintah Lebanon mencatat sembilan orang meninggal dan 2.800 orang mengalami luka-luka imbas ledakan pager.
Sejauh ini belum ada informasi pasti pager-pager itu bisa meledak.
Baca Juga: Lebanon Diteror Israel dengan Pager-Walkie Talkie yang Meledakkan 32 Orang dan Melukai 2.800 Warga Sipil
Namun, beberapa pihak berspekulasi jaringan radio dalam pager kemungkinan diretas dan menyebabkan sistem memancarkan sinyal yang memicu respons di pager yang
Selain itu, pager bisa meledak jika baterai litium terlalu panas. Situasi tersebut akan memicu proses yang disebut thermal runaway.
Kemudian reaksi berantai kimia akan terjadi, menyebabkan peningkatan suhu dan akhirnya menyebabkan ledakan hebat.
(***)