RIAU24.COM - Emmanuel Macron telah berada di bawah pengawasan setelah presiden Prancis berangkat untuk berlibur saat Olimpiade sedang berlangsung di Paris.
Macron mengambil hiatus terjadi pada saat cuti polisi telah dibatalkan, dokter kecelakaan dan darurat bersiaga dan pekerja kota bekerja lembur untuk menjaga kota tetap berjalan untuk acara olahraga terbesar.
Menurut laporan, Macron meninggalkan ibu kota untuk berlibur di French Riviera bersama istrinya, Brigitte, putrinya Laurence Auzière dan pasangannya Matthieu Graffensttadden.
Keluarga ini tinggal di Fort de Brégançon yang dulunya merupakan pos terdepan militer, digunakan oleh pasukan Prancis dalam pertempuran melawan Inggris pada tahun 1707 dan 1793.
Presiden Prancis telah melengkapi benteng bersejarah dengan kolam renang dan komunikasi yang aman untuk memungkinkannya menjalankan negara dari tepi laut.
Khususnya, itu adalah tradisi keluarga bagi Macron untuk berlibur di Brégançon yang telah mereka kunjungi hampir setiap tahun sejak dia menjabat pada 2017.
Macron mengkritik
Namun, liburan itu tidak berjalan dengan baik oleh lawan politik.
Christian Piquet, anggota Front Populer Baru (NPF) sayap kiri, yang memenangkan kursi terbanyak dalam pemilihan cepat yang baru-baru ini berakhir yang diserukan oleh Macron, mengatakan partainya tidak akan membiarkan presiden lolos dengan mudah.
"Kami akan menekan Emmanuel Macron sampai akhir. Dia tidak akan pergi ke Brégançon dengan perasaan bahwa kami akan meninggalkannya sendirian," kata Piquet.
Sementara itu, dalam editorial pedas, harian Prancis Le Figaro menyebut Macron sebagai ‘pekerja lepas Elysée’ mengacu pada kediaman resmi presiden.
Olimpiade Paris dimulai dengan langkah yang salah setelah penyabot sayap kiri menghancurkan jalur kereta api berkecepatan tinggi di negara itu pada hari upacara pembukaan.
Setelah itu, upacara itu sendiri mendapat kecaman dari semua pihak ketika drag queen dan transgender melakukan apa yang digambarkan banyak orang sebagai parodi dari 'Perjamuan Terakhir' yang mengarah ke badan penyelenggara Olimpiade mengeluarkan permintaan maaf.
Ditanya tentang presiden yang mundur pada saat yang penting, tim Macron mengatakan dia masih berada di pucuk pimpinan, fokus pada Olimpiade dan mengawasi peristiwa yang terjadi di Timur Tengah.
Tim itu mengatakan Macron berbicara dengan Masoud Pezeshkian, presiden baru Iran, pada hari Senin.
(***)