RIAU24.COM - Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Selasa (28 Mei).
Ini terjadi setelah serangan Israel menewaskan puluhan orang di sebuah kamp pengungsi di Rafah dan ketika tiga negara Eropa Spanyol, Irlandia, dan Norwegia siap untuk secara resmi mengakui negara Palestina.
Mengutip para diplomat, AFP melaporkan bahwa pertemuan Dewan Keamanan PBB dipanggil oleh Aljazair untuk mengatasi insiden hari Minggu.
Serangan di Rafah merenggut 45 nyawa
Serangan pada Minggu malam itu ditujukan untuk membunuh dua anggota senior Hamas.
Ini memicu kebakaran di pusat pengungsian, menewaskan 45 orang, menurut pejabat kesehatan Gaza. Insiden itu telah memicu kecaman luas, dengan banyak yang menyebutnya sebagai pembantaian.
Israel menyebutnya sebagai kecelakaan tragis.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan kekecewaannya, dengan menyatakan, "Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kengerian ini harus dihentikan."
Kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths menggambarkan serangan itu sebagai sama sekali tidak dapat diterima.
"Kami telah melihat konsekuensi dalam serangan yang sama sekali tidak dapat diterima tadi malam," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Menyebutnya 'kesalahan' adalah pesan yang tidak berarti apa-apa bagi mereka yang terbunuh, mereka yang berduka, dan mereka yang berusaha menyelamatkan nyawa," tambahnya.
(***)