RIAU24.COM -Militer Israel meningkatkan seramgan udaranya ke Gaza ditengah masyarakat dunia mengecam tindakan mereka dan menuntut gencatan senjata.
IDF dan pasukan daratnya memperluas aktivitas mereka di Jalur Gaza.
Hal ini diungkapkan oleh juru bicara (jubir) dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Baca Juga: Pejabat Brasil Temukan Pekerja China Dalam Kondisi Seperti Perbudakan di Lokasi Konstruksi BYD
Jubir Israel Defense Forces (IDF) mengatakan Hamas menjalankan sebagian kampanyenya di bawah Rumah Sakit al-Shifa di Gaza Tengah.
IDF memberikan rincian lebih lanjut mengenai serangan baru-baru ini, dengan mengatakan bahwa pasukan darat, jet tempur dan drone menyerang lokasi peluncuran rudal anti-tank, pusat komando dan pusat kendali.
IDF juga mengatakan agen kelompok militan Palestina hamas terkena serangan tersebut.
Dikutip dari CNBC Internasioanl, serangan darat besar-besaran Israel ke Jalur Gaza tampaknya masih mungkin terjadi.
Namun kelompok-kelompok kemanusiaan telah memperingatkan terhadap tindakan tersebut, dengan alasan kondisi yang semakin buruk bagi mereka yang terjebak di daerah kantong yang kekurangan sumber daya dan diblokade tersebut.
Pada hari Kamis (26/10/2023), kekerasan di Timur Tengah meningkat ketika Presiden AS Biden memerintahkan serangan jet tempur di Suriah timur, menargetkan fasilitas yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran.
Departemen Pertahanan AS mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas serangan terhadap pasukan AS.
"Serangan yang dirancang khusus untuk membela diri ini dimaksudkan semata-mata untuk melindungi dan membela personel AS di Irak dan Suriah," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd J. Austin dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Laporan: Pakistan Akan Akuisisi 40 Jet Tempur J-35 Dari China
Juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby berulang kali menolak berkomentar mengenai Israel yang mengatakan pasukan daratnya memperluas aktivitas di Gaza dan juga menolak berkomentar mengenai tujuan jangka panjang yang memuaskan dari pertempuran tersebut.
"Kami tidak menarik garis merah untuk Israel," kata Kirby pada hari Jumat melalui telepon dengan wartawan. "Kami akan terus mendukung mereka, namun sejak awal kami telah dan akan terus melakukan pembicaraan mengenai cara mereka melakukan hal ini," lanjutnya.
Kirby mengatakan AS masih mengevaluasi dampak serangan udara terhadap milisi yang didukung Iran dan AS tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk membela diri.
(***)