RIAU24.COM - Wilayah Gaza bagian utara bisa menjadi medan pertempuran berdarah antara Hamas dan militer Israel, dan puluhan ribu warga sipil bisa terjebak di tengah-tengahnya.
Peluang itu mengemuka ketika Israel mengerahkan puluhan ribu tentaranya ke wilayah dekat perbatasan dengan Gaza, untuk mempersiapkan serangan darat.
Namun, hingga kini Israel belum juga melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza. Apa penyebab penundaan serangan darat Israel?
Seperti dilansir AFP, Rabu (25/10), laporan media dan para pakar menilai invasi darat Israel yang tertunda itu disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari perpecahan politik-militer, kekhawatiran atas sandera, dan adanya tekanan internasional.
Baca Juga: Pejabat Brasil Temukan Pekerja China Dalam Kondisi Seperti Perbudakan di Lokasi Konstruksi BYD
Sudah 18 hari berlalu sejak Israel diserang oleh Hamas, yang menguasai Gaza, hingga memicu banyak korban jiwa. Militer Israel tanpa henti menggempur Gaza untuk membalas Hamas.
Namun terlepas dari beberapa operasi darat yang relatif kecil, invasi darat yang banyak digembar-gemborkan belum juga terjadi hingga saat ini.
"Ada krisis kepercayaan antara (Perdana Menteri Israel) Benjamin Netanyahu dan IDF (Angkatan Bersenjata Israel)," kata penulis editorial Nahum Barnea dari surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, dalam laporannya.
"Pemerintah mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan yang disepakati semua pihak soal isu-isu utama," sebutnya.
Dengan mengutip sejumlah sumber pemerintah dan militer Israel dalam laporannya, Barnea menyebut “Netanyahu marah pada jenderal-jenderal dan menyalahkan mereka atas apa yang terjadi' terkait apa yang disebut oleh warga Israel sebagai 'kegagalan 7 Oktober' merujuk pada serangan mengejutkan Hamas”.
Pada hari itu, Israel dikejutkan oleh Hamas yang mengerahkan ratusan militan bersenjata menyerbu wilayah Israel bagian selatan dan menembakkan ribuan roket dari Jalur Gaza.
Baca Juga: Laporan: Pakistan Akan Akuisisi 40 Jet Tempur J-35 Dari China
Laporan para pejabat Israel menyebut lebih dari 1.400 orang tewas akibat serangan Hamas tersebut. Hamas juga menyandera lebih dari 220 orang yang dibawa dari Israel ke Jalur Gaza.
Serangan Hamas yang tercatat sebagai serangan terburuk dalam sejarah Israel itu, memicu serangan udara besar-besaran terhadap Jalur Gaza. Laporan otoritas kesehatan Palestina menyebut sedikitnya 5.791 orang tewas akibat serangan udara Israel selama lebih dari dua pekan terakhir.
Kebulatan suara disebut telah menyatukan kalangan sayap kiri dan sayap kanan arus utama dalam politik Israel.