RIAU24.COM - Militer Israel mengatakan bahwa mereka menyerang beberapa target militer Suriah termasuk infrastruktur tentara Suriah dan peluncur mortir pada Rabu pagi (25 Oktober) dalam apa yang digambarkan sebagai tanggapan terhadap peluncuran roket dari Suriah menuju Israel.
Ini terjadi beberapa jam setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan dua roket diluncurkan dari Suriah di Israel utara.
Militer Israel menyerang Suriah
"Jet tempur IDF menyerang infrastruktur militer dan peluncur mortir milik Angkatan Darat Suriah sebagai tanggapan atas peluncuran ke Israel kemarin (Selasa)," kata IDF dalam sebuah pernyataan.
Seorang juru bicara IDF mengatakan kepada AFP bahwa serangan itu terjadi di dalam wilayah Suriah. Namun, militer Israel tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Peluncuran roket dari Suriah
Menurut IDF, serangan itu dilakukan sebagai pembalasan atas dua peluncuran roket dari Suriah ke komunitas Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki pada hari Selasa (24 Oktober).
Peluncuran roket yang dilaporkan memicu alarm di komunitas Dataran Tinggi Golan Neot Golan, Bnei Yehuda dan Givat Yoav.
Namun, IDF mengatakan bahwa kedua proyektil mendarat di area terbuka. Selanjutnya, pasukan Israel menanggapi dengan penembakan artileri ke sumber api di Suriah.
Sejauh ini, Israel belum menuduh tentara Suriah menembakkan dua roket sementara tidak ada komentar langsung dari Suriah.
Sementara Israel jarang mengomentari serangan individu yang dilakukannya di Suriah, Israel telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, untuk memperluas kehadirannya di sana.
Apakah perang Israel-Hamas meluas?
Peluncuran roket yang dilaporkan dari Suriah terjadi ketika Israel berada di tengah-tengah perang dengan Hamas setelah kelompok militan Palestina melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober.
Sejak awal perang, Israel juga telah baku tembak di perbatasan utaranya dengan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran dan militan di Suriah dalam beberapa hari terakhir. Ini terjadi di tengah kekhawatiran bahwa perang dapat meluas ke seluruh wilayah.
Selama debat di Dewan Keamanan PBB, duta besar Iran untuk PBB, Saeed Iravani menuduh AS salah menyalahkan Iran atas meningkatnya ketidakamanan di kawasan itu dan mengatakan itu adalah dukungan tak tergoyahkan Washington untuk Israel yang merupakan bagian aktif dari masalah.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memperingatkan Iran bahwa Washington tidak mencari konflik dengan Teheran, tetapi akan bertindak cepat dan tegas jika Iran atau proksinya menyerang personel Amerika di mana saja.
AS percaya bahwa proksi yang disponsori Iran telah menargetkan militer AS di Timur Tengah setelah Washington mengirim kapal perusak Angkatan Laut AS di dekat Israel dan menjanjikan mereka lebih banyak bantuan militer.
(***)