Cerita Pertobatan Ustaz Yahya Waloni Dalam Penjara, Agama Tidak Boleh Dijadikan Gurauan

R24/dev
Foto : Internet
Foto : Internet

RIAU24.COM -  Ustaz Yahya Waloni blak-blakan saat hadir sebagai narasumber di podcast Deddy Corbuzier yang diunggah pada Rabu, 15 Februari 2022. Penceramah yang dikenal 'keras' ini mengaku mendapat pertobatan saat menjalani masa hukuman di penjara.
 
Ustaz Yahya Waloni sebelumnya terlibat ujaran kebencian, penodaan agama, serta kasus menyatakan perasaan permusuhan dan penghinaan terhadap golongan rakyat terkait SARA dalam satu sesi ceramahnya.

Setelah menjalani proses panjang persidangan, Yahya Waloni diganjar pidana 5 bulan. Pada 31 Januari 2022 lalu, dia akhirnya dibebaskan. 

Baca Juga: Achmad Dukung Kenaikan PPN 12 Persen dengan Catatan Lindungi Masyarakat Kecil
 
Di depan Deddy, Yahya Waloni mengaku banyak merenung, merefleksikan kehidupannya yang lalu. Lingkungan penjara dengan berbagai latar belakang kehidupan, agama hingga suku membuat Yahya Waloni tersadar.
 
"Saya dalam penjara merubah pola pikir tidak ada paksaan siapa pun. Saya mendapatkan inspirasi baru di penjara. Bagaimana saya tidak sadar, saya hidup di dalam penjara, yang datang ke saya bawa makanan orang Kristen, itu yang bikin baju, cuci baju saya orang Timur. Kita ngobrol tentang persidangan," terang Yahya Waloni di podcast seperti dilansir dari VOI, Rabu, 16 Februari.
 
Bagi Yahya Waloni, kehidupan di penjara bak miniatur Indonesia dengan berbagai keragaman latar belakangnya. Ini merupakan lingkungan yang sangat baik untuk mengubah prilaku hidup.  Dia sadar setiap ritual agama lain adalah hal suci dan sakral, tidak boleh dijadikan gurauan atau candaan. Apalagi, keluarga besar Yahya Waloni di Manado masih beragama Kristen.

Baca Juga: Bolehkan Muslim Mengucapkan Selamat Natal? Begini Kata Buya Yahya-Habib Ja'farĀ 
 
"Saya harus jaga itu," singkat Yahya Waloni.
 
Setelah keluar penjara nanti Yahya Waloni akan tetap melanjutkan kegiatan ceramahnya pada masyarakat agar tidak terkontaminasi dengan berbagai dinamoka politik yang ada.
 
"Entah pemerintah membangun kota di mana kek, di mana terserah. Boleh kita protes, tidak apa-apa, kita protes mungkin apa namanya cara protesnya boleh dengan santun dan beretika," terang dia. 
 
"Tidak boleh mengadu domba atau jelek-jelek kan?" tanya Deddy. 
 
"Aduh itu, berhenti! Saya setop itu," tegas Yahya.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak