RIAU24.COM - Indonesia juga Malaysia hingga China termasuk negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia. Namun ternyata ada negara-negara maju yang tercatat tingkat kelahirannya rendah gara-gara aktivitas seksual sedikit.
Dilansir dari Okezone, hubungan seksual sebenarnya bisa membuat pernikahan menjadi lebih sehat dan bahagia. Tetapi penduduk di beberapa negara maju ini ternyata memiliki aktivitas seksual yang sangat rendah. Dirangkum dari berbagai sumber berikut tiga negara tersebut:
Pertama negara itu adalah Jepang. Dikutip the Oriental Economist, warga Jepang umumnya melakukan kegiatan seksual sebanyak 45 kali per tahun. Sedangkan itu, hanya 24 persen yang mengaku senang dengan aktivitasnya itu. Sebuah survei yang dilakukan pada 2011 juga menunjukkan penduduk Jepang tak punya kesenangan terhadap kegiatan seksual.
Baca Juga: Achmad Dukung Kenaikan PPN 12 Persen dengan Catatan Lindungi Masyarakat Kecil
Hal ini yang menjadi salah satu faktor angka kelahiran di Jepang itu sangat rendah. Sedangkan itu, The Guardian katakan bahwa lebih dari 30 persen pria di Jepang mengaku sudah cukup lelah dan sibuk bekerja. Dampaknya, mereka tidak memiliki tendensi berlebih untuk melakukan kegiatan seks.
Negara kedua yaitu Amerika Serikat (AS). Negara ini punya kecenderungan yang rendah dalam berhubungan seksual. Washington Post sebut, cuma 23 persen masyarakat AS yang melakukan aktivitas seksual per minggu. Data itu diambil pada tahun 2018.
Tahun 2018 memang dianggap sebagai rekor di mana masyarakat yang melakukan aktivitas seks sangat rendah. Satu faktor yang menyebabkan hal ini adalah masyarakat muda AS yang berusia sekitar 20 tahunan banyak yang tidak memiliki pasangan. Pada situasi ini, aktivitas seksual nihil dilakukan.
Baca Juga: Bolehkan Muslim Mengucapkan Selamat Natal? Begini Kata Buya Yahya-Habib Ja'far
Negara Ketiga merupakan jirannya Indonesia yaitu Singapura yang aktivitas seks rendah adalah Singapura. Data resmi Departemen Statistik Singapura, tingkat fertililitas atau kesuburan dari wanita Singapura hanya 1,10 per wanita di tahun 2020. Angka ini jauh berkurang kalau dibandingkan dengan tahun 2012 yang mencapai 1,29 per wanita per tahun.
Artinya keinginan atau gairah seks penduduknya sangat rendah. Bahkan, pemerintah Singapura menyiapkan dana sebanyak 1,6 miliar dollar AS demi sebuah program guna mendorong supaya lebih banyak lagi penduduknya yang melakukan aktivitas seksual.
