RIAU24.COM - Orang yang menghentikan kebiasaan merokoknya sebelum usia 45 tahun hampir dapat menghilangkan risiko kematian akibat kanker paru-paru atau kanker lainnya.
Baca Juga: Diidap 20 Persen Pria Mandul di Indonesia, Kenali Penyebab Azoospermia
Sudah pasti bahwa setelah perokok berhenti, risiko kanker terkait tembakau turun secara substansial dari waktu ke waktu.
Dan jika mereka menghentikan kebiasaan itu pada usia 35, kelebihan risiko kematian akibat kanker terhapus, kata Blake Thomson, seorang peneliti di American Cancer Society.
Dia menekankan bahwa tidak ada kata terlambat untuk berhenti. Perokok yang berhenti pada usia 50-an hingga awal 60-an juga secara substansial menurunkan risiko kematian akibat kanker yang berlebihan.
Tetapi temuan ini menggarisbawahi kekuatan menghentikan kebiasaan itu sedini mungkin.
Semakin muda orang mulai merokok, semakin besar risiko mereka akhirnya meninggal akibat kanker. Di antara mereka yang memulai sebelum usia 18 tahun, risiko kematian akibat kanker meningkat setidaknya tiga kali lipat.
"Untuk orang-orang yang mengambil kebiasaan pada usia muda, sangat penting bahwa mereka berhenti sesegera mungkin," kata Thomson.
"Pesan yang dibawa pulang adalah bahwa tidak pernah terlalu dini dan tidak pernah terlambat untuk berhenti," kata Dr. David Tom Cooke, juru bicara sukarelawan untuk American Lung Association.
Merokok meningkatkan risiko berbagai kanker, termasuk usus besar, ginjal, kandung kemih, perut dan kanker pankreas. Tapi kanker paru-paru adalah kanker pembunuh teratas di antara perokok.