RIAU24.COM - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menanggapi tentang penyampaian Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebutkan Sumbar mulai berbeda.
Dilansir dari Detik.com, dia pun menyampaikan harapannya kepada Megawati. "Semoga Sumbar ke depan dengan dukungan Bu Mega dan Mbak Puan akan menjadi provinsi yang beliau harapkan," kata dia, Jumat, 13 Agustus 2021.
Mahyeldi sendiri tak banyak bicara soal ucapan Megawati itu. Dia berharap Sumbar lebih baik.
"(Semoga menjadi seperti) harapan kita semua," ucapnya.
Baca Juga: Achmad Dukung Kenaikan PPN 12 Persen dengan Catatan Lindungi Masyarakat Kecil
Untuk diketahui, Megawati mengatakan jika kehidupan di Sumbar kini berbeda dengan dulu. Dia bercerita kalau dia bersama putrinya, Puan Maharani, pernah di-bully.
Megawati awalnya menyebut kalau saat ini tidak ada tokoh Sumatera Barat yang terkenal. Dikatakannya, dirinya sempat merasakan naluri gotong-royong yang kental di Sumbar dulu. Dia menyebut banyak tokoh adat yang memiliki kepemimpinan khasnya masing-masing.
"Coba bayangkan tadi sudah ditampilkan siapa Bung Hatta dari masa kecil, saya pernah ke Bukittinggi, makanya sampai saya dapat gelar. Jadi dulu waktu saya kalau ke Sumbar saya melihat saya dapat merasakan sebuah apa ya, naluri kegotong-royongan gitu, karena tentu sangat kental tradisi keIslamannya," kata dia.
"Tapi juga ada saat bersamaan juga menempatkan peran tokoh adat yang disebut ninik mamak, alim ulama, kaum cadiak pandai ke semuanya merupakan kepemimpinan yang khas yang disebut Minangkabau bukannya istilah tapi seperti panggilan," ucapnya.
Baca Juga: Bolehkan Muslim Mengucapkan Selamat Natal? Begini Kata Buya Yahya-Habib Ja'farĀ
Tapi, Megawati menilai saat ini Sumber jadi berbeda. Dia lantas bercerita dirinya bersama Puan pernah di-bully.
"Kok malah ke sini saya mulai berpikir, saya sering berdiskusi karena di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), saya sebagai ketua dewan pengarah. Itu ada Buya Syafi'i, saya suka bertanya kepada beliau kenapa Sumbar yang dulu pernah saya kenal sepertinya sekarang sudah mulai berbeda," ujarnya.
"Satu waktu pernah saya, Mba Puan di-bully, saya sampai bingung kenapa saya di-bully ya, padahal dari yang saya mendapatkan sebuah pengertian itu kan ada Bundo Kandung. Jadi itu yang maksud saya... apakah itu sudah tidak berjalan lagi," lanjut Megawati.