RIAU24.COM - Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan bersejarah yang selama ini tidak pernah dilakukan, yaitu mengeluarkan visa untuk turis. Hal ini dilakukan demi menambal pemasukan negara dari sektor pariwisata dan mengurangi kebergantungan dari minyak.
Pengumuman ini disampaikan dua pekan setelah dua fasilitas minyak Aramco menjadi sasaran serangan drone dan rudal yang memaksa negara itu memangkas produksi hingga setengahnya. Kondisi tersebut turut berimbas mengurangi pasokan minyak global sebesar 5 persen.
"Keterbukaan Arab Saudi bagi turis internasional merupakan momen bersejarah bagi negara kami," kata kepala otoritas pariwisata Ahmed Al Khateeb, dikutip Inews.id dari AFP, Jumat (27/9/2019).
"Para pengunjung akan terkejut dengan berbagai harta karun yang akan kami bagikan, lima Situs Warisan Dunia UNESCO, budaya lokal yang semarak, serta keindahan alam yang menakjubkan," kata Khateeb, melanjutkan.
Menurut Khateeb, Saudi akan membuka aplikasi visa turis untuk warga dari 49 negara mulai Sabtu (28/9/2019). Selain itu, Saudi akan melonggarkan aturan berpakaian bagi perempuan asing, sehingga memungkinkan mereka untuk bepergian tanpa mengenakan hijab atau abaya.
Namun Khateeb tak menjelaskan secara detail sejauh mana batasan pakaian yang masih diperbolehkan untuk digunakan oleh perempuan asing.
Pada tahun lalu, Saudi mulai mengeluarkan visa sementara kepada pengunjung untuk menghadiri acara olahraga dan budaya sebagai pemanasan.
Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) melakukan perubahan besar-besaran untuk mewujudkan Visi 2030, untuk menjadikan Saudi sebagai negara lebih ramah dengan masyarakat luar. Sejak 2 tahun terakhir, Saudi mengubah aturan yang mengekang, termasuk diperbolehkannya perempuan menyetir, hadir di stadion untuk menonton pertandingan olahraga, serta dalam bidang pekerjaan. Bioskop juga sudah diperbolehkan.
Pemerintah menargetkan, pada 2030 lokasi-lokasi wisata di Saudi mampu menarik hingga 100 juta kunjungan per tahun oleh wisatawan domestik maupun asing.***