RIAU24.COM - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger mengatakan bahwa pihaknya saat ini terus berupaya untuk terus melakukan patroli dan pendinginan lahan dan hutan yang terbakar.
"Meski kondisi sudah mulai terkendali, tapi jika tidak dibantu tentu api bisa muncul lagi dan Karhutla meluas," katanya, Senin, 8 April 2019.
Dia menambahkan, kewaspadaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) perlu ditingkatkan. Apalagi BMKG Stasiun Pekanbaru memprediksikan meskipun pada bulan Mei Riau masih musim hujan, tapi di bulan Juni 2019 Riau akan memasuki musim panas.
Baca Juga: IZI Riau Gelar Mini Konser dan Penggalangan Dana Palestina di SMK Farmasi Ikasari
Edwar berharap, dengan masih adanya turunnya hujan di Riau, dapat meringankan tugas tim satgas karhuta dalam memadamkan api di lapangan selama ini.
"Untuk bantu pemadaman, tiga heli dari BNPB masih standby di posko," tuturnya.
Diberitakan sebelumnya, Senin sore ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) catat Provinsi Riau masih terdeteksi hotspot atau titik panas. Setidaknya ada tujuh hotspot yang terpantau disejumlah wilayah.
Seperti yang disampaikan kepala Seksi (Kasi) Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Marzuki. "Hotspot Sumatera ada 21 titik. Paling banyak di Riau tujuh titik dan Bangkulu tujuh titik. Kemudian Aceh satu titik, Jambi dua titik, Sumbar satu titik, Kepri satu titik, dan Babel dua titik," sebutnya.
Hotspot di Riau itu tersebar di Dumai dua titik, Pelalawan dua titik, Rohul satu titik, dan Inhil dua titik. "Namun hotspot Riau dengan tingkat kepercayaan di atas 70persen ada tiga titik. Tersebar di Dumai dua titik dan Inhil satu titik," katanya.